31.5.12

Catatan Buku : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin




Kali ke sekian saya menamatkan bacaan fiksi karya Tere Liye itu, tetap saja ada rasa baru yang muncul sebagai dampaknya. Sama halnya ketika saya membaca ulang Senja/Sunset Bersama Rosie, rasa, penilaian dan tanggapan saya terhadap kisah sarat makna itu selalu berbeda. Beda penekanannya, beda pelajaran.
Dulu, saya melihat kisah Danar dan Tania-nya. Bagaimana Tania bisa menyimpan rapat rasa kakak – adik yang seharusnya ia jaga, bukan yang lainnya. Pun begitu dengan Danar. Ia buru-buru menepis rasa yang berbeda yang tak tepat menurutnya pada Tania. Mereka saling memendam. 

Lalu, jika pada kenyataannya Danar menikah dengan Ratna, semua itu belum menjadi akhir yang bahagia. Bahagia mungkin, hanya bagi Ratna, dan tentu saja tak selamanya. Karena perlahan rasa tak tulus Danar yang diterima Ratna muncul. Semakin terlihat jelas dengan sikap dingin, kaku dan diamnya. 

Siapa yang menderita? Tania. Ya, ia mengira kehidupan Danar dan Ratna telah menemukan happy ending love mereka. Tania memilih untuk tetap melanjutkan hidup, dalam apapun bentuk terburuknya. Menjadi pribadi yang paradox, dengan hati yang kebas.  

Lalu siapa lagi yang menderita? Ratna. Yap, ia terluka dari sisi yang ia sendiri tak ketahui. Siapa yang tahan didiamkan oleh orang tersayangnya. Tak tahu apa kesalahan dan sebabnya. Tapi Ratna mencoba bersabar untuk semua itu, berbaik dan selalu mengupayakan solusi untuk rumah tangga mereka. Ia memang mendapatkan Danar. Rumah tangganya memang terlihat bahagia. Tapi, tidak sebenarnya. Danar  tak benar-benar hadir dalam kehidupan itu. Ratna memang memiliki Danar, tapi tidak hatinya. Semua menjadi tatapan kosong, hampa dan hambar.

Apakah Danar tidak menderita? Jelas saja. Ia sulit. Pada posisinya sebagai kakak angkat dan usia yang berbeda jauh, ia harus mengubur rasanya pada Tania. PIlihannya untuk menikah dengan Ratna, tentu memiliki banyak konsekuensi. Apa ia harus memaksakan rasa, terus membohongi Ratna. Ia harus ungkapkan pada Tania? Lebih gila lagi! Pada kondisi itu, diam mungkin solusi (-khusus untuk Danar sendiri).  Maka baginya, menikah bukanlah urusan cinta semata. Itu lebih pada hal rasional. Ia memilih untuk mengubur rasa cintanya dan terus berusaha menumbuhkan pada Ratna. Sayang, upayanya tak berhasil.

Maka Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, tepat sekali menjadi pelajaran bagi banyak hal. Sesuatu yang sudah menjadi ketetapan, bagaimana mungkin akan diingkari, dibenci, dan dihindari. Satu-satunya jalan agar semua tetap berjalan normal adalah dengan penerimaan. Menerima begitulah kehendak langit. Ikhlas dengan ketetapan akhir, dan sabar menjalaninya. Pesan pertama yang saya dapat.
Pesan kedua, lagi-lagi tentang kerja keras. Tere Liye seringkali memberikan contoh karakter tokohnya yang hebat itu adalah yang bekerja keras. Tak ada jalan lain untuk sukses jika tak bekerja keras dan terus belajar. Dicoba terus, dipelajari, dilaksanakan, dilanjutkan, dan terus seperti itu.
 
Daun yang jatuh tak akan pernah membenci angin. :)

26.5.12

Jepretan Saia -Edisi Java Island- #1

Di sebuah sisi kota Yogyakarta
Mei 2012
NIKON D3000

'an untold story from 'java'...
Nimiasata_ :)

12.5.12

Bocah Tegar

Bocah Ini Bingung melihat ibu dan kakaknya.. :)

Bocah berbaju orange ini bingung, apa yang terjadi dengan kakak dan ibundanya. Pasalnya, kedua orang terdekatnya itu tengah berpelukan dan menangis. Tidak hanya si kakak dan ibundanya, tapi orang-orang seisi mesjid turut menangis.

Hehe, lucu ya. Bocah ini dan beberapa bocah lain yang turut hadir dalam acara muhasabah siswa kelas XII dibuat bingung oleh adegan mengharukan ini. Bahkan ada seorang bocah lain yang ikutan menangis, karena melihat kakak dan ibundanya menangis.

Wah..wah..berarti bocah berbaju orange ini termasuk yang TEGAR ya... ckckck..mencari tau akar persoalan. Berfikir, tanpa terlarut suasana dan terjebak dalam perangkap tangis menangis. :D

*jangan-jangan namanya memang TEGAR?! *
--> nah lo..! :D


Pagi Ini Parlente GALAU

Pagi ini, perjalanan saia dengan Parlente ditemani lagu-lagu pedis! :D
(tau gak, pedis apaan? :D)  *bahasa komunitas loh*. Lagu-lagu galau sepertinya, Gan!
nih...lagu2 yang saia denger pagi ini di Parlente...

***
Bila Rasaku Ini Rasamu

Aku memang terlanjur mencintaimu
Dan tak pernah ku sesali itu
Seluruh jiwa telah kuserahkan
Menggenggam janji setiaku

Ku mohon jangan jadikan semua ini
Alasan kau menyakitiku
Meski pun cintamu tak hanya untukku
Tapi cobalah sejenak mengerti

Reff:
Bila rasaku ini rasamu
Sanggupkah engkau menahan sakitnya
Terkhianati cinta yang kau jaga
Coba bayangkan kembali
Betapa hancurnya hati ini kasih
Semua telah terjadi
Aku memang terlanjur mencintaimu


*sumber: LirikLaguIndonesia.Net

***

Cinta Pertama dan Terakhir
by : Sherina

Sebelumnya tak ada yang mampu
Mengajakku untuk bertahan
Di kala sedih

Sebelumnya ku ikat hatiku
Hanya untuk aku seorang
Sekarang kau di sini hilang rasanya
Semua bimbang tangis kesepian

Reff:
Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini
Aku tak mengerti
Akankah sama jadinya
Bila bukan kamu
Lalu senyummu menyadarkanku
Kau cinta pertama dan terakhirku

Sebelumnya tak mudah bagiku
Tertawa sendiri di kehidupan
Yang kelam ini

Sebelumnya rasanya tak perlu
Membagi kisahku saat ada yang mengerti
Sekarang kau di sini hilang rasanya
Semua bimbang tangis kesepian

Repeat reff
Bila suatu saat kau harus pergi
Jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
Karena senyummu menyadarkanku
Kaulah cinta pertama dan terakhirku

*sumber: LirikLaguIndonesia.Net

***

Akhir Cerita Cinta
Glen Fredly

Sandiwarakah selama ini
Setelah sekian lama kita tlah bersama
Inikah akhir cerita cinta
Yang selalu aku banggakan di depan mereka
  
entah dimana kusembunyikan rasa malu

Reff: kini harus aku lewati
sepi hariku tanpa dirimu lagi
biarkan kini ku berdiri
melawan waktu tuk melupakanmu
walau pedih hati namun aku bertahan

   entah dimana kusembunyikan rasa malu

 sumber : Lirik Lagu Indonesia

***
Seepp... begitulah. Pagi yang Galau dengan Parlente... :D :D




8.5.12

Berkunjung ke Amai Setia

Sisi Kiri Bangunan Amai Setia




Salah satu pegawai dan pengelola Amai Setia




Logo Produk Amai Setia

Sejarah Ringkas Amai Setia

Mau Tau, Jati Diri itu Apa?


Seorang teman pernah menanyai saya tentang jati diri. Apa itu jati diri. Bagaimana wujudnya dalam kepribadian kita. Bisakah kita menginginkan jati diri kita agar seperti A, atau B, dsb. Jujur, saat itu saya kesulitan dibuatnya. Saya memang tak pernah belajar secara teoritis tentang apa itu jati diri, bagaimana rupa dan dimana letaknya. 

Teman saya itu semakin sibuk berfikir tentang jati dirinya. Ia bandingkan dan kaitkan dengan hobi dan profesi yang dilaluinya. Sesekali terlintas pula olehnya rupa jati diri itu. Seperti cahaya, seperti sesuatu yang diwahyukan, atau semacam petunjuk/hidayah.

Secara sederhana saya gambarkan jati diri itu memang tak jauh dari kepribadian. Penampilan seseorang tercermin pada tiga lapis, pertama, jati diri, karakter dan kepribadian. Ketiganya mirip-mirip sih. Cuma kita bisa bedakan dengan mengelompokkan, kepribadian / watak termasuk pada karakter. Dan karakter menjadi bagian dari jati diri. Nah, kerangka umumnya adalah jati diri. 


Misalkan, tingkah laku seseorang mencerminkan kepribadiannya. Bagaimana cara seorang itu berjalan, apakah tergesa-gesa, tenang, atau santai, dapat menjadi indikasi bagaimana kepribadiannya sehari-hari. Karakter, untuk mengetahui karakter seseorang, kita perlu berteman atau bergaul dengannya dalam waktu yang tak singkat. dari pengalaman, barulah kita ketahui karakter dirinya. 

Sedangkan jati diri.. ya, susah beri gambarannya. Jati diri seseorang itu menggambarkan dia keseluruhan. Misalnya, jati diri seorang muslim. Atau jati diri seorang pencinta tanah air, bangsa indonesia, sifat bela negara dan nasionalisme akan kuat di jiwanya. Kira-kira begitu yang saya pahami. *Bener gak ya?!*

Setelah baca-baca, rupanya jati diri itu berasal dari bahasa Jawa; Sejatining diri, yang berarti siapa diri kita sebenarnya, hakikat atau fitrah manusia. Juga disebut nur ilahi yang berisikan sifat-sifat dasar manusia yang murni dari tuhan yang berisikan percikan-percikan sifat ilahiah dalam batas kemampuan insan yang dibawa sejak lahir. 

When character is lost, everything is lost
If you want to change the world, first you have to change your self

Hati adalah tempat berseminya jati diri.Orang yang berjati diri akan mampu memadukan antara cipta karsa dan rasa.  (ini kutipan. pahami sendiri-sendiri aja ya.. xixi)

The only thing in the world not for sale is character.
Character building is a never ending process

Merancang pemikiran jangka panjang bukanlah berfikir apa yang akan kita lakukan besok, melainkan berfikir apa yang dapat diperbuat hari ini atau sekarang agar masih memiliki hari esok. Nah, begitulah kira-kira pembahasan tentang jati diri kita kali ini, Kawan. Semoga dirimu menemukan jati diri dan kemudian menjadi percaya diri dengan  diri kita. Seeeppp?! :)

Semalam dengan Bung Karno



Semalam saya bersama Bung Karno. Ya, Soekarno, yang mantan orang nomor satu Indonesia itu. Malam itu ia bukan sedang berpidato memakai jas dan kopiah hitam yang membuatnya gagah layaknya di foto-fotonya. Ia tak ubahnya seperti seorang tentara komunis. Bertopi bukan berpeci. Berbaju kanvas tak berdasi. Sedikit kumis tipis menghiasi atas bibirnya. Sedikit bedanya,  wajah Bung Karno masih meng-Indonesia, khas Jawa. Bukan berwajah ras mongoloid seperti komunis lainnya yang mirip-mirip orang Cina atau Rusia. 

Malam itu kami –Saya dan Si Bung- berada di satu ruangan. Sedikit impian saya terkabulkan. “berada dekat / satu ruangan dengan Presiden”. Ruangan ini dibagi dua yang hanya disekat triplek. Di dalamnya ada sekitar  7 orang tawanan laki-laki dan perempuan. Satu diantara perempuan itu, adalah saya. Jika dihitung quota, perempuan di sana tidak mencukupi 30 persen, seperti aturan-aturan perpolitikan sekarang.
Selain kami, ada dua orang prjurit yang berdiri tegap di samping pintu. Satu orang lagi berdiri di dekat jendela. Seorang lelaki berpangkat kolonel duduk menghisap cerutu. Kakinya naik ke atas kursi yang terletak berseberangan dengan kursi putarnya. Sedangkan Si Bung, berdiri dekat jendela. Ia membelakangi bendera.

“Sudah kau siapkan?” Tanya Kolonel berwajah Rusia itu.
 
“Sudah,” jawab Si Bung.
Saya bingung. Apa yang tengah disiapkan mereka? Dan saya. Saya berada di sini pada posisi koalisi atau oposisi?

**
Terbangun. Mengingat-ingat, apa pentingnya si bung itu hadir pula di mimpi saya?
**

Dan…saya lupa, apa kelanjutan mimpi itu. Rasanya, mimpi dengan si bung itu juga dipicu oleh cerita hari sebelumnya. Bahwa lelaki hebat itu biasa punya banyak istri. *wah..benarkah?!*
Atau, bisa juga karena menonton berita di media saat itu sibuk dengan koalisi yang berkhianat.

Dan seperti disebutkan dalam sebuah artikel, kemampuan mengingat mimpi itu hanya bertahan beberapa waktu saja. Ketika baru bangun tidur, dan langsung menuliskan apa yang ada dalam mimpi saja, kita bisa mengingat kembali bisa sampai 90 %. Tapi, jika terputus karena melakukan aktifitas lain, bisa menjadi 40 % saja. Bahkan, jika tak langsung menuliskannya, niscaya kita tak dapat mengingat mimpi itu lagi. 

Dulu, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar kelas satu-dua, Soekarno Hatta itu hanya satu orang. Bahkan, saya sebenarnya tak tahu, apa itu proklamasi. Untuk apa. Siapa yang melakukannya. Sepertinya memang kejadian hebat. Karena yang saya tahu saat itu adalah hidup damai, tidak terlalu ramai, menyenangkan. 

Pagi-pagi sekali, pasti ada makanan. Meskipun kadang juga kami sarapan jangung. Bukan masalah. Sepulang sekolah, meskipun tak ada ayah dan ibu, di rumah juga pasti ada makanan, plus setidaknya uang jajan untuk sekedar membeli empat butir permen. Siang hari sampai sore, waktunya bermain. Permainan yang asik-asik. Bergerak. Bersama banyak kawan, yang hebatnya kami selalu berkumpul di suatu tempat. Beda dengan anak-anak sekarang, meskipun sudah punya hape untuk menghubungi kawan-kawannya agar berkumpul, mereka lebih memilih bermain sendiri, di kamar, membosankan pasti.   

Sore selalu indah. Kalaupun sore itu hujan, itu lebih menyenangkan. Kami akan main-mandi hujan. Hidup saat itu seperti tak ada beban. Ibu juga terlihat aman –aman saja. Keluarga kami merki secara materi sangat-sederhana sekali, semuanya aman. 

Seperti halnya presiden yang juga selalu satu orang. Tak ada presiden lain. Soeharto. Soeharto. Lalu, Soeharto. Pun dengan ‘organisasi hebat’ dan acara hebat yang seingat saya perbah saya ikuti, ya acara kampanye ‘bendera kuning’ berlambang beringin itu. Saya tak tahu yang lain. Suatu kali saya dibawa ibu ke acara itu. Saking terpengaruhnya acara tersebut, dua sampai tiga hari di rumah, menurut cerita ibu, saya masih mengenakan atribut berupa topi, rompi, dan scraf, lalu berteriak-teriak: Tusuk Golkar! Tusuk Golkar!
 
***

Dan 2014 tak lama lagi…
Saya tak sempat berfikir, setelah Soekarno, Soeharto dan Soesilo..mencari-cari Soe –apakah lagi yang akan menjabat pemimpin bangsa ini? 

Tradisi : Baralek di Batipuh, Tanah Datar

Kasua Adat
[Sebuah benda segi empat yang disebut dengan Kasua Adat (kasur adat) terletak di sudut ruang tamu] (11/12/11)



Salah satu daerah utama di Minangkabau adalah daerah Luhak Nan Tigo. Luhak Tanah Data, Luhak Limo Puluah Kota, Luhak Agam. Kerajaan Pagaruyung sendiri terletak di Luhak Tanah Data. Konon, karena daerah ini menjadi basis pemerintahan, maka kemudian masyarakat Luhak Tanah Data ini dikenal sebagai pencetak pemimpin hebat. Berbeda dengan dua luhak lainnya, yang berbeda dalam membentuk karakter dan tipikal masyarakat dan budaya lokal.

Tata cara dan upacara baralek/kenduri masing-masing luhak pun berbeda. Bahkan untuk satu luhak sendiri, juga memiliki beragam upacara adat/kebiasaan. Batipuah misalnya, sebuah daerah di Luhan Tanah Data, memiliki tradisi unik dalam pelaksanaan acara baralek.

Suatu kali saya datang baralek ke Batipuah Ateh. Bagian luar rumah tak ada yang berbeda, sama seperti dekorasi rumah baralek di daerah lain di Agam dan juga Lima Puluh Kota. Baru di dalam rumah di dekat pelaminan  pengantin ada sebuah kotak, segi empat, panjangnya kira-kira dua meter, lebar 50 cm, dan tinggi kira-kira sepinggang orang dewasa (160 cm).

Kasur Adat

Kotak itu bernama Kasur Adat. Menurut masyarakat di sana, harga kasur adat ini lumayan mahal. Sekitar satu juta rupiah. Mengingat, benda ini (pun) tidak akan digunakan layaknya kasur, namun hanya menjadi pajangan. Barangkali tempelan-tempelan manik dan motif kain yang membuat harganya demikian. Fungsi kasur adat adalah untuk memberitahukan jumlah anak gadis yang telah menikah di rumah itu.

Makanan untuk tamu dihidang dalam talam.Meskipun makannya tidak bajamba (satu piring untuk beberapa orang). Dalam sebuah talam ada sambal/lauk khas (wajib), yaitu pangek, juga sambal lainnya seperti Gulai Cancang, rendang/daging, goreng ayam dan pergedel kentang. Untuk makanan tambahan juga disiapkan pinyaram, dan sesuatu yang digoreng (wahh...lupa, apa namanya :D ). 

Talam Samba

Sesuatu yang digoreng
[Lupa nihh...apa nama makanan ini.. :D Ada yang tau?? ]

Ini baru tentang baralek/kendurinya (saja), belum lagi acara-acara adat dalam mempersiapkan sampai menikah. Nah, setelah menikah, ada lagi acara/adatnya ketika bulan Ramadhan, lebaran, bahkan sampai menjelang melahirkan dan punya anak.

**

Dan...ini baru satu daerah kecil di Minangkabau, masih baaaaanyak daerah-daerah lainnya (gaya ustadz2 boleh dipinjem! :D ) Wew...kalau semuanya di-adat-in alias dilaksanakan ribet juga ya. Tapi bangga deh, Minangkabau benar-benar kaya budaya! :))



7.5.12

5.5.12

Bukan Progeria #4 : Tentang Imel


>>> Imel suka pegang duit lho.. :D

*huh! Kayak ngerti aja berapa n buat apanya.. ckckck *

Bukan Progeria #3 ; Tentang Imel



Namanya Imel. Meily Fauziah lebih lengkapnya. Tepat, tujuh belas tahun yang lalu ia dilahirkan. Imel bukan bagian 'anak' dari 'kembar seribu'. Bukan pula idiot. Ia tak tampak seperti anak penderita Progeria bukan? Ya, karna yang dialaminya adalah kebalikan dari Progeria.

Usia yang sudah 17 tahun itu, tidak memberikan ia kesempatan hidup yang sama/serupa seperti anak-anak/remaja seusianya. Usia belajar dan berkembang dalam dunia remaja yang mengasyikkan.

Tapi tidak demikian dengan Imel. Ia terus bertumbuh dan hidup dalam kerangka tubuh yang segitu dan begitu saja. Tingginya tak lebih dari sepinggang orang dewasa (162 cm). Kakinya juga mengecil, sehingga tak mampu menopang tubuhnya. Bahkan beberapa tahun terakhir, kakinya seperti letter O. Begitulah, ia masih belum bisa berjalan.

Kemampuan berfikir, daya tangkap dan respon terhadap ransangan yang diberikan juga tidak sama dengan anak seusianya. Ia tidak (belum) mampu memegang makanan dan membawa ke mulutnya, walaupun ia tahu benda tersebut adalah makanan, dan ia ingin memakannya. Ia baru mampu mencari tangan orang di sekitarnya, mengambil dan mengarahkan ke arah yang ia inginkan.

Ketika ia berusia enam tahun, tubuhnya tak lebih besar dari bayi berumur hampir dua tahun. Dokter spesialis anak di Bukittinggi menyebutkan bahwa ini kasus langka. Pertumbuhan dan perkembangannya lambat, berbanding 4 dengan anak seusianya. Artinya perkembangannya pada usia empat tahun, sama dengan anak normal yang berusia satu tahun. Meski saat itu dokter katakan belum ada obat, namun pihak keluarga tetap mencoba fisioteraphy, obat-obat dan vitamin, sampai pengobatan alternatif untuk upaya kesembuhan Imel. Baru beberapa tahun terakhir ia tidak lagi diberi obat dan sebagainya lagi, khawatir berdampak pada ginjal, dan organ lainnya. 

Beruntungnya, ia bisa duduk dan beraktifitas sambil duduk. meski tak bisa menggerakkan kursi rodanya. Ia menikmati kehidupannya. Tetap tertawa dan riang jika hatinya senang. Dan akan sangat bersedih jika merasa tak dipedulikan.

Adakah yang tahu kisah serupa? Mari berbagi.. :)

Bukan Progeria #2

Dari : http://darkness4juna.blogspot.com/2011/03/fakta-anak-8-tahun-tampak-seperti.html

***
 
Anak2 dengan penyakit progeria memang jarang ada tapi penyakit itu sudah ada dari dulu. Yang aneh adalah yang kebalikan dari penyakit progeria. So far baru ditemui 1 kasus selama ini. Brooke Greeberg dari USA ini sudah berumumr 17 tahun tapi fisiknya masih seperti anak berumur 1 tahun.



Brooke Greeberg - kedua dari kanan

Bukan Progeria #1

Saya kutip artikel ini di laman lain.. menarik..

 ***

Minggu, 27 November 2011


Unik, Balita Berusia 16 Tahun

M-AZKA.comDidiagnosis dengan kromosom peculiarity atau sindrom genetik, perempuan yang sekarang berusia 16 tahun , Brooke Greenberg, tidak berkembang sesuai dengan usianya.




Ayahnya berpikir dia adalah “fountain of youth” dan ingin tahu mengapa tubuhnya tidak berkembang. Menurut Ilmuwan Giginya sama dengan anak balita dan tulangnya sama dengan anak berusia 10 tahun di usianya yang ke 16 tahun ini. Otaknya tidak berkembang sesuai dengan yang seharusnya dan organ dalam yang tidak sinkron

Seperti di beritakan situs Thaindian.com di sisi lain penyakit kebalikannya adalah Progeria syndrome dimana inti sel menjadi tidak stabil yang menyebabkan penuaan lebih cepat dari waktunya.





Brooke tidak pernah berbicara dengan suara bayi. Pada saat yang sama ia tertawa ketika melihat kakaknya bercanda . Ibunya percaya bahwa anaknya, Brooke, mengalami perubahan setiap harinya namun tidak dalam bentuk fisik tetapi dalam hatinya. Dia sekolah di Baltimore Sekolah Umum pendidikan khusus di bagian khusus untuk anak-anak.

Brooke Greenberg, keluarganya mengatakan, memiliki kekuatan luar biasa dalam penyembuhan. suatu ketika ia didiagnosis dengan tumor otak, dia tidur selama 14 hari dan bangun dengan tumor tidak ada. Dia juga memiliki serangan otak yang menurut pernyataan dokter bisa menjadi stroke, tetapi dia kembali sembuh tanpa merusak apapun. Keganjilan lain dalam masalahanya adalah siklus kehidupan. Dokter tidak tahu berapa lama ia akan hidup.

2.5.12

Masalah Buat Loe?


Asiikk.. Bahagia banget pas ketemu gambar ini di FB temen! Hahaha. Lucu ya?!

Nah, gambar ini PAS banget buat Blog saya.
Seorang teman bilang ke saya, "Eh, Blog kamu Realistis ya?!" 

Ya...begitulah kira-kira. Dunia kita nyata. Hal-hal yang akan diambil ibrah/pelajarannya pun dari yang nyata-nyata toh? Walaupun ga semua, tapi emang kebanyakan tulisan saya di blog ini REALISTIS. Ya, namanya juga CATATAN... :)

Sesekali, saya juga suka ngayal, ngimpi, dan lain-lain yang berbau tak nyata kok. Tapi ya, yang namanya diri kita, begitulah..adanya. Dan saya perlu sampaikan ini.. 

==> Blog Saya Lebih Real..  EMANG KENAPA? MASALAH BUAT LO?
#Hehehe, Asiikk.... Peace Ya!? :))


With Luv : Nimiasata
2012

Buhua Sentak Atau Mati?



Suatu malam, saya ditanya seseorang. “Buhua Sentak atau Mati?” 

“Kalau buhua sentak masih bisa gantiang kan, “ lanjutnya. 

Hahaha. Kemudian barulah saya mengerti maksud ajakannya. Sebelumnya ia mengajak saya berdebat, diskusi.

“Ada acara apa, debat tentang apa, dan dimana?” saya ingin tahu.

Personal, katanya. Wah, diskusi apa tuh, yang cuma berdua?  Jalan pula?!  Pikir saya.
Dia memang tak salah, ya, diskusi berdua yang ia maksud itu rupanya diskusi “masa depan”. 

wah, kalau baduo, ndak dapek ijin dari Uda wak do kawan. Sadang lai rami-rami di organisasi se lai diliek-liek juo dulu.” Saya jawab santai. 

yolah, wak mangarati..bla.bla.bla.” lanjutnya.

**
Jeng.jengg……
Apa pentingnya saya tulis ini??

Penting dong! Ini pelajaran! :D
Banyak diantara kita yang kadang tidak menyadari tentang ‘pembatasan’. Kita perlu membatasi jika ingin tetap ada sekat. Dan, saya kira selagi belum ada yang menghalalkan atau langkah pasti menuju ke sana, tetap perlu ada sekat. 

Kita bukan tak baik. Toh kita menghagai mereka sebagai kawan, sahabat, saudara. Semua tetap dijaga silaturahimnya. Tapi, jika yakin tak akan menempuh jalan itu, jangan coba dekati dan coba main-main. Kita atau orang lain akan tersasar dibuatnya. Nah, siapa yang akan berbalik dan tahu jalan keluarnya?
Atau, jika belum waktunya bersimpang, kenapa harus berbelok? Jalan lurus saja terus, kalau dirasa sudah harus berkelok, pilihlah simpang untuk berkelok. Dan pilihan itu hanyalah soal waktu.  

Masalahnya, saya dapati seorang teman yang terkesan dengan mudah memberi harap. Tak tegas dalam bersikap. Ia runtuhkan citra positifnya sendiri. Itu dulu, dan saya tak tahu bagaimana dengan hari ini. Saya sempat jelaskan, dengan bersikap begitu ia malah akan kehilangan semua sahabatnya. Jadi lebih baik memilih sahabat-sahabat yang banyak secara ‘profesional’ dari pada mem’personal’kan sahabat-sahabat yang telah lama dibina.

Maka, malam itu, saya jawab mantap. “Buhua mati, ndak buhua sentak lai do.”

***

Dan, sedikit dalih (bukan dalil) malam itu, saya bermohon ampun kepada Tuhan. Bukan maksud menyakiti, tapi ya begitulah, karena hati saya tak memilih Anda.  Itu saja, sederhana bukan?! Buhua mati bukan buhua sentak!  :)

Legendaris Atau Parlente?

Setiap pagi saya dihadapkan pada pilihan! Memilih Legendaris atau Parlente? :)
Kalian tahu? Dua kata itu adalah 'nama' bus dan mini bus yang akan saya tumpangi setiap pagi menuju sekolah.
Murahan ya, tulisan saya? Ya, bagi saya, yang namanya catatan ya begini-begini saja. Apa yang terlintas, perlu rasanya saya tuliskan. Kalau ada yang baca dan menikmati, sok.. sama-sama kita menikmatinya. Ibarat saya sedang bercerita padamu, dan kamu akan ikutan tertawa pada tawa saya, atau turut merungut pada kekesalan yang saya rasakan.

Tapi, tenang saja, ada waktunya kita akan bercerita dengan ilmiah, berkomentar tentang bangsa yang 'riweuh' ini. Tentang mbak Angie; eks perempuan Indonesia yang terjerat korupsi dan mencicipi bui , tentang bu Endang dan kanker paru-parunya, atau tante Liliana yang eksis dengan Miss-miss nya.Juga barangkali, saya akan bagi kisah Perempuan-perempuan hebat di kota saya, dan kemudian kita akan bertukar kabar. Asik bukan?

Kali ini, kembali dulu ke Legendaris Atau Parlente.
Legendaris, adalah merk mini bus menuju sekolah saya, yang keren abis! Bersih asik! Ngebut dikit sih. Tampak luar, mobil tahun 2010 ini di cat merah. Keren. Interiornya juga ga kalah hebat. Di pojok kiri depan, ada satu cermin kecil yang memantulkan penumpang yang duduk tepat di belakang sopir ke arah pandang sopir. Di bagian tengah mobil ada TV kecil. Lewat Tv itu penumpang dapat menikmati lagu-lagu anak muda yang lagi-In gitu. Keren euy! (Nah, coba dihitung, sudah berapa kali saya tuliskan kata 'keren'? :D )

Legendaris tak pernah ambil antrian, atau sekedar parkir memuat penumpang di persimpangan. Ia tancap terus. Karna memang sudah dikenal 'bus nembak', maka pegawai/penumpang rutin/harian lebih mempercayakan diri mereka menumpang mini bus ini. Tak akan telat. Karena di dekat bola stir, di depan sopir, ada jam digital. Keren (lagi kan!?).

Dan satu lagi, Legendaris hebat ini, memberikan pelayanan prima (ce ilee.. :D) pada penumpangnya. Drivernya cerdas! Saya sering menikmati aksi mengemudi sopir Legendaris ini. Serasa nonton/terlibat langsung F1 gitu lah. Hahaha. (Lebay.com!) Yah, si driver pasti ingat anak satu tahunnya lah,,,pasti ia juga hati-hati. (saya tahu, sampai ke keluarga si driver loh ya?! )

Ya, Begitulah! Saya lebih memilih menunggu Legendaris daripada asal naik n menumpangi mini bus sembarangan. Di samping faktor kenyamanan kita tentu juga memperhatikan keamanan bukan. Itulah cerita saya tentang Legendaris.

Sekarang giliran si Parlente ya?!
Baiklah, Parlente adalah tulisan di bagian belakang Bus antar kota di provinsi kami. Bus ini juga yang sering saya tumpangi pagi hari menuju sekolah. Parlente juga tak kalah hebat dari si Legendaris loh! Apa coba hebatnya?? Saya yakin pertanyaan itu akan muncul! :D

Pertama, bus ini banyak bonekanya! hahaha. Yap, saya nyaman aja, ketika bus ini dipenuhi dengan bantal-bantal PINK n LOVE, juga boneka Marsupilami, dan boneka-boneka kecil lainnya. Asiikkk!
Kedua, Lagu-lagu yang diputar di bus ini asik punya! Walaupun lebih seringnya isi flashdisk si Uda sopir itu dipenuhi lagu-lagu lebay, sedih, galau punya. (Nah, sekarang kan lagi musim ke enam di Indonesia...musim Galau, setelah lima musim berturut :Musim Hujan, Musim Panas, Musim Dureen, Rambutan, Pancaroba dan Musim galau ! )

Ketiga, Pelayanan prima di bus ini juga hebat. Salut aja, drivernya selalu menyapa pegawai-pegawai (guru, Pegawai Kejaksaan, Pegawai Pengadilan, Bank swasta, dll) yang menumpang bus ini setiap pagi (saking seringnya, jadi kenal ; langganan gtu deh!). Coba, berapa pahala yang ditebar, setiap pagi senyum n sapa penumpang, sebagian besar, sebut nama lagi! Wahh..kalau seperti ini, kita pasti saling menghargai. Asiik kan?! (Oke, sekarang coba dihitung, berapa kali saya bilang "Assiik"? :D)

Di samping itu, saya dan penumpang lain merasa aman dalam bus ini, tak ada kebut-kebutan. Tapi tak pula santai. Ya, drivernya mengerti lah kondisi 'pagi' dunia kerja. Nyaman dan aman pula!

Nah, dua kendaraan inilah favorit saya setiap pagi! :)
Ini ceritaku...bagaimana ceritamu? #asiikk.. :D




Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...