20.5.14

Pulau Angso Duo; Destinasi Cantik Saat Cuaca Cerah



Pulau Angso Duo
Okay. Tujuan liburan singkat saya beberapa waktu lalu adalah Pulau Angso Duo, Pariaman, Sumatera Barat. Pulau Angso Duo merupakan salah satu pulau di antara beberapa pulau kecil di seberang Pantai Gondoriah Pariaman. Keberadaan tempat wisata ini cukup strategis, dekat dengan sumber makanan bagi yang menyukai wisata kuliner, dan dekat pula dengan sarana transportasi publik, stasiun kereta. 


Di antara pantai-pantai nan elok di wilayah Pariaman ini adalah Pantai Kata. Namun pantai di sekeliling Pulau Angso Duo jauh lebih elok. Cantik sekali saat cuaca cerah. Pantulan langit biru ke laut sungguh indah. Pasir putih, air jernih dan ombak yang ‘ramah’ menjadikan pulau ini cocok untuk wisata keluarga.

Tepian pantai


How do we get there?
Nah, seperti yang saya katakan tadi, akses ke pantai ini cukup mudah dan murah. Dengan merogoh kocek tak cukup 50ribu dari wilayah Padang dan sekitarnya, kita dapat menikmati liburan singkat seharian. 


 Budget

Jika kita berada di kota Padang, cukup merapat ke Stasiun Kereta, Simpang Haru atau Stasiun Tabing. Harga tiket pagi, jam 06.00 WIB  adalah Rp.2500. Usahakan beli tiket sehari sebelum keberangkatan. Karena biasanya beli tiket saat pagi itu, terlebih hari libur, kita bakal tak kebagian.  Dan solusinya, jika Anda ketinggalan kereta atau kehabisan tiket, cukup bersabar saja, masih ada kereta jam 08.30 berikutnya. Namun, harga tiketnya juga berbeda, Rp. 13 ribu.  


 Setelah menikmati perjalanan Padang-Pariaman, kita akan sampai di Stasiun yang tepat berada di depan Pantai Gondoriah. Sebelum menyeberang ke pulau, ada baiknya kita menyiapkan bekal air  minum dan makanan kecil untuk di pulau. Tak perlu mencari-cari, kita justru akan ditanyai oleh penjual makanan pinggir pantai, dan ditawari menyeberang dengan menggunakan perahunya. Tarif penyeberangan menggunakan perahu kayu ini adalah sebesar 30ribu rupiah (PP). Jangan lupa simpan nomor hp pemilik perahu yang dapat dihubungi, untuk dapat kembali ke pantai Gondoriah.
Perjalanan dengan perahu tak lama, kira-kira 15 menit.
Dan.. kita akan mendarat di pulau yang berpasir putih ini…





Selanjutnya, kita dapat mengelilingi pulau ini. Tidak butuh waktu lama untuk dapat kembali ke tempat semula. Di pulau ini, juga ada makam Panglimo Kacang Hitam (seorang penyebar agama Islam). Makam sepanjang 3 meter ini terletak di tengah-tengah Pulau Angso Duo. Di dekat makam juga berdiri Surau Katik Sangko.Bila sudah siap kembali ke pantai Gondoriah, tinggal calling si Uda yang bawa perahu tadi. Mudah kan? :) 

Menikmati keindahan Pulau Angso Duo akan lebih terasa jika cuaca juga mendukung.(*)



>>> Sesi narsis..  



Melaut kita melauttt... :D
Raran dan Fa :)
sehaaa...begaya :p





12.5.14

Tiga Masa Kehidupan




 Dalam perjalanan pulang suatu sore, saya menyimak pembicaraan sopir angkot dengan seorang ibu dan ‘pak haji’ yang duduk di dekatnya. Selintas saya mendengar pembicaraan itu kian meluas. Mulai dari kriteria calon presiden yang merakyat, harga sayur dan cabai di pasar, kemiskinan sopir angkot tersebab murahnya kredit motor, padahal tingkat kecelakaan sudahlah meningkat, dan sebagainya. Saya tak mendengar cerita itu secara serius. 

Namun satu tema kemudian menjadi menarik. Katanya, dalam kehidupan ini kita akan menjalani tiga masa. Dalam bahasa Minangnya masa itu adalah; partamo, maso Ayam Jantan. Kaduo, maso Kusia Bendi, dan katigo maso baruak tuo

Katanya lagi, Maso Ayam Jantan itu, Dima batenggek sinan bakukuak. Inilah masa-masa Anak Muda. Kehidupannya butuh eksistensi. Di mana pun ia berada ia perlu pengakuan sekitar. Inilah aku! Maka mereka yang dalam masa ini, menuntut dirinya mencari dan mencari, mengejar apa yang diinginkan, tak merasa cukup dan puas. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap sesuatu. Tak cukup sabar menerima keadaan yang bukan sesuai dengan keinginannya yang ideal. 

Maso kedua disebut maso kusia bendi. Pada masa ini, anak muda itu mulai berpikir dewasa. Menetapkan pilihan, dan menyiapkan diri dengan segala konsekuensi. Bila lelaki bujang, ia telah berkehendak menikah dan siap menjadi suami dan bapak. Bila seorang perempuan, ia menerima konsekuensi siap menjadi istri dan ibu dengan segala tanggung jawabnya. 

Dan maso baruak tuo, dianggap sebagai masa-masa lansia. Bah, bagian ketiga ini tidak dapat saya dengar, karena sudah sampai dan harus turun. Sayang sekali. Saat saya tanya lanjutan yang ketiga ini, bagaimana penjelasannya, kata Ayah, pada masa ketiga ini, semua yang dilakukan orang tua *orang yang sudah tua* selalu salah. Dihardik dan dibentak. Kalau telinga mulai tak mendengar, apapun yang disampaikan orang terdengar pelan. Kok ta ariak ati taibo. Bajalan lambek, ba ansua ansua. Makan baserak-serak. Nyinyia.

Demikianlah. Ketiga masa yang mesti kita lalui dalam kehidupan ini. Anda, Saya dan kita semua akan melaluinya. Bila beruntung, kita akan dapati kehidupan efektif. Dapat berbuat banyak pada usia yang tak panjang. Namun sayangnya, tak sedikit pula yang panjang umurnya, tapi sedikit yang bisa dibawa ke kehidupan setelah mati. Tak ada bekal, sedang janjian sudahlah tiba. 

Itulah kenapa, dalam al quran disebutkan wa man nu’ammir hu nunakkis hu fil khalqi. Siapa yang kami panjangkan umurnya, kami kurangkan dlm penciptaannya. Indera penglihatan mulai kabur, telinga mulai tak jelas mendengar, kekuatan mulai rapuh. Dan menjadi tua itu bukan suatu pilihan. 

(*)
 

Usai shalat, sesampai di rumah, saya lalu berdoa,  jika Tuhan berkehendak memisahkan kehidupanku dan kedua orang tuaku, izinkanlah kami dapat berbuat lebih banyak untuknya terlebih dahulu. Jangan biarkan kami tak sabar menghadapi masa tuanya. Namun jika kehidupanku lebih singkat daripada mereka, biarkan kami membahagiakannya dalam usia ini dan tetap bahagia sepeninggal kami. Perkenankanlah.

MY "mei" WORD #5

"Someone truely love u never really leave u"

>> finnally.. she/he got married.. setelah berpetualang kian kemari... ah, kalo jodoh ga kemanaa sodarah.. :D selamatt yaa.. berkah insha allah. :)


"Hati manusia berada di antara dua jemari Tuhan, Dia membolak-balikkannya menurut kehendakNya"

"Love is one long sweet dream, and marriage is the alarm clock."

>>>  Still about Mei... saia dapat undangan banyak banget Mei ini.. haha. apa karna tanggal merahnya juga banyak ya? :D

Kayanya : May become "love month" dehh..selamat yaaa...
;)


Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...