29.12.08

Kita Masih Satu Perahu

kita masih satu perahu,
perahu layar berbendera Islam

kita masih satu perahu,
yang hari ini akan berlayar mengarungi kehidupan
menuju kejayaan umat
perahu yang roda-roda putarnya
diminyaki dengan semangat kesatuan
asa, juang, optimisme, dan persaudaraan
tiang-tiangnya sekuat azzam di jiwa

kita masih satu perahu,
bersiaplah,
perahu ini akan berlayar
kita adalah nakhoda
awaknya adalah kita
kita memimpin dan dipimpin

kita masih satu perahu,
kita berangkat, tinggalkan satu yang menyejarah
tinggalkan Mekah menuju tanah Yastrib
tinggalkan jahiliyah menuju ilmiah
menjadi lebih baik
siapkan peluit introspeksi
naikkan layar resolusi

siap nakhoda? siap awak?
tiang-tiang?
"sesungguhnya hijrah itu tidak ada hentinya, sehingga terhentinya taubat,
dan taubat itu tiada hentinya sehingga matahari terbit dari sebelah barat"
(Muhammad bin abdullah)

siapkan diri! kita akan berlayar dalam satu perahu
yang berbendera islam,
dakwah menuju kejayaan umat dan agama

Nimiasata,
Rumah Laskar yang cerah secerah Sang Surya
2008

11.12.08

Hari Lari

ku ingin berlari meninggalkan hari
melompati diri
menjauh..
menjauh... uh.. uh..
dari alam
melupakan angin yang bertiup sepoi
membiarkan laut menyisir pantai
dan,
musim semi yang senantiasa menawan
sisakan saja senyum
hanya dia milikku
tinggalkan ini
menjadi diri yang terlepas dari asa
”fa akuunu nasyan mansiya”
Maka jadilah aku manusia yang terlupakan

Drama ini sudah berakhir Bung!!
Cukup bagiku skenario lama
Yang sempat membalut jati diri
Hari ini bukan kemarin
Besok pun ada setelah ini
Congratulation!!
Selamat, Anda Menang!!


Padang, 2008
Nimiasata

Sapaan

ada Sahabat berteman dengan iklhas
bukan berharap ada nama
biar hati yang bertanya
pada sahabat yang mencinta
walau sempat terluka
satu kata dariku,
bersabarlah!

Nimiasata, untukmu Sahabat!
^-^

21.8.08

Perempuan, berapa hargamu?

Dalam buku "Menakar Harga Perempuan" Askiah Adam berbicara tentang Islam dan Hak2 Perempuan di ASia Tenggara. dimana yang menjadi sorotannya adalah Minangkabau, yang begitu meninggikan posisi perempuan (Bundo Kanduang) dan memberikan berbagai hak pengaturan bagi perempuan tersebut, lihat saja, hak pengaturan harta warisan diserahkan kepada perempuan.

Sementara di Perancis, perempuan tidak mendapatkan posisi yang benar-benar dapat disebut dengan adanya kesetaraan gender. Beliau menilai perbedaan gender merupakan suatu hal yang eksotik, tidak terjangkau areal politik dan kemanan.

Saya setuju. Saya berpendapat, bias gender bukan lagi menjadi hal yang sifatnya kontroversial, yang perlu diatur dan difatwakan.

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...