28.3.17

Review Buku: Veronika Memutuskan Mati

Judul          : Veronika Memutuskan Mati 
                     Veronika Decides to Die
Penulis       : Paulo Coelho
Penerbit     : Gramedia 
Tebal buku : 236 hlm


"Gadis itu akan menganggap setiap hari sebagai keajaiban -dan sebenarnya memang demikian jika kita melihat betapa banyak hal tak terduga yang bisa terjadi setiap detik dalam hidup kita yang rapuh ini." -- Dr. Igor ; hlm. 236

Dr. Igor; psikiater yang menangani berbagai kasus kejiwaan di Vilette.
Mari; mantan pengacara yang bermasalah dengan kemampuan dirinya mengelola ketakutan. Gangguannya disebut panic attack.
Zedka Mendel; penderita depresi yang menjalani perjalanan astral, setelah diberi pengobatan insulin shock. Sebuah terapi terlarang (tahun 1930) di rumah sakit jiwa yang dipakai kembali, untuk menekan kapasitas mental pasien depresi.
Eduard; pemuda yang mengalami jenis kegilaan, skizofrenia. Ia ingin menjadi pelukis, ayah dan ibunya merencanakannya menjadi diplomat.

Dan, tentu saja ada si tokoh utama, Veronika.
Gadis 24 tahun, yang memiliki kehidupan normal, bekerja sebagai pegawai perpustakaan, memiliki orang tua yang lengkap dan sempurna. Ia menginginkan kebebasan. Menurutnya, segala sesuatu itu akan berakhir dengan kematian. Kebebasan itu bisa didapat hanya dengan mati. Ia memutuskan bunuh diri dengan menenggak empat bungkus pil tidur.

Apakah ia kemudian langsung mati? Tidak. Semua berproses. 

 Apa yang akan kita lakukan sembari menanti kamatian?

Inilah cerita 236 halaman karya Paulo Coelho yang memberikan banyak informasi, lintas ilmu pengetahuan, memberi inspirasi serta motivasi kehidupan dengan hikmah beragam.

***
Veronika memutuskan mati. Ia akan bunuh diri dengan cara elegan. Lalu mengirimkan surat ke koran, memberi tahu dunia, bahwa ia akan bunuh diri di Slovenia. Kota asing yang dijadikan seorang wartawan, sebagai judul tulisannya dalam sebuah majalah. Veronika membaca majalah itu, tersebab ia tak kunjung mati setelah menenggak pil tidur. 


Ia kemudian, harus melalui lima hari lebih untuk mengetahui, bahwa ternyata ia pun memiliki hidup yang bermakna, tak sia-sia. Semuanya justru diperoleh melalui banyak orang "gila", di rumah sakit jiwa. 

"Apakah sesuatu dianggap normal, melulu karena diikuti oleh mayoritas?" Pertanyaan ini diajukan Paulo Coelho lewat novel ini. Dia yang pernah menjadi bagian rumah sakit jiwa, tentu memahami betul bagaimana rasanya menjadi yang dianggap "tidak normal" itu. 

Orang-orang yang hidup di dunia mereka sendiri, kemudian disebut gila. 'Orang gila' dibebaskan dari hal-hal yang berkaitan dengan aturan, juga hukuman. Ketika diberi kesempatan menjadi bagian orang 'gila', tokoh utama melakukan hal-hal gila. Tidak harus patuh. Tidak mesti menyenangkan orang lain. Bebas menjadi yang dirinya mau. Mencoba hal-hal yang menurut selama ini terlarang.

Teori-teori berkaitan psikologi, kejiwaan, pengobatan medis terhadap penyakit jiwa dijelaskan di buku ini melalui penjelasan Dr. Igor. Si Dr. Igor bertekad menemukan obat untuk menyembuhkan kegilaan. Salah satu penelitiannya adalah terhadap Veronika.

"Diperkirakan, satu dari lima individu menderita beberapa gangguan psikiatri dan satu dari delapan warga Kanada akan mengalami perawatan, setidaknya sekali dalam seumur hidup akibat gangguan mental." ---h. 87

Pesan lain dalam buku ini adalah, pandangan penulis tentang hukum. Melalui pendapat Mari, dikatakan bahwa "keadaan sulit bukan akibat kekacauan atau anarki, melainkan akibat terlalu banyak aturan. Di masyarakat semakin banyak kaidah, hukum bertentangan dengan kaidah dan kaidah baru bertentangan dengan hukum. Orang takut keluar dari kaidah yang mengendalikan seluruh hidupnya." Salah satu keahlian pengacara, -katanya- adalah mengulu-ulur persoalan. 

Satu tema di akhir, tentang perkenalan Veronika dan Eduard. Masing-masingnya kemudian jatuh cinta. Bagi Veronika, meskipun ia kemudian mati, -setelah lima hari penantian kematian itu-, ia akan mati dengan penuh cinta. Ia tidak lagi menjadi : "Veronika yang bunuh diri karena merasa tak ada lagi artinya hidup. Yang merasa bahwa semua tugasnya sudah tuntas." 

**
Menyimak kisah-kisah orang yang dianggap gila, atau benar-benar menderita gangguan mental, sesekali perlu dilakukan. Agar kita sadar, betapa mahalnya anugerah akal dan kewarasan yang dimiliki saat ini. 



No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...