Tidak ada matahari senja di sini,
kecuali yang terbit menjelang malam dari jendela
gedung-gedung menjulang. Bersinar seperti senyum
tiruan merahasiakan derita manusia ribuan tahun.
Di jalan-jalan, orang gegas tak berani menatap
langit.Takut mengakui kemalangan sendiri.
Mereka tidak paham kesengsaraan seseorang:
kolam paling bening untuk memandang kesetiaan
orang lain
Aku berhenti di depan kafe. Menonton film bisu
di kaca jendelanya. Tidak ada orang bicara. bahasa
melarikan diri dari lidah manusia pada jam-jam
pulang kerja.
Aku menunggu malam menghapus separuh
diriku.
Aku ingin menyelusuri jalan-jalan kota New York.
Akan kubiarkan semua orang melewatiku. Aku tidak
mau ada orang menoleh kepadaku. Aku tidak butuh
wajah-wajah asing itu. Anak kecil dalam diriku ingin
bermain tebak-tebakan. Punggung dan pinggang
siapa paling menyerupai milikmu.
Tidak ada yang peduli, jika aku salah dan kalah
berkali-kali. Tidak ada yang peduli. Termasuk malam
dan aku sendiri.
#Tidak Ada New York Hari Ini
#Aan Mansyur
#hal 69
kecuali yang terbit menjelang malam dari jendela
gedung-gedung menjulang. Bersinar seperti senyum
tiruan merahasiakan derita manusia ribuan tahun.
Di jalan-jalan, orang gegas tak berani menatap
langit.Takut mengakui kemalangan sendiri.
Mereka tidak paham kesengsaraan seseorang:
kolam paling bening untuk memandang kesetiaan
orang lain
Aku berhenti di depan kafe. Menonton film bisu
di kaca jendelanya. Tidak ada orang bicara. bahasa
melarikan diri dari lidah manusia pada jam-jam
pulang kerja.
Aku menunggu malam menghapus separuh
diriku.
Aku ingin menyelusuri jalan-jalan kota New York.
Akan kubiarkan semua orang melewatiku. Aku tidak
mau ada orang menoleh kepadaku. Aku tidak butuh
wajah-wajah asing itu. Anak kecil dalam diriku ingin
bermain tebak-tebakan. Punggung dan pinggang
siapa paling menyerupai milikmu.
Tidak ada yang peduli, jika aku salah dan kalah
berkali-kali. Tidak ada yang peduli. Termasuk malam
dan aku sendiri.
#Tidak Ada New York Hari Ini
#Aan Mansyur
#hal 69
No comments:
Post a Comment