gambar : priceza.co |
Inilah salah satu karya sastra Hamka yang akan kita bicarakan kali ini, Merantau ke Deli.
***
Leman si pemuda Minang, pergi merantau ke tanah Deli. Dalam
perjalanan berniaganya, Leman bertemu dengan Poniem. Poniem seorang perempuan
jawa, yang sudah lebih banyak mengalami sisi pahit kehidupan. Leman, menyukai
Poniem. Mereka lalu menikah.
Konflik muncul. Alasan adat, posisi dan porsi Leman sebagai
laki-laki Minang yang merantau menjadi pemicu keretakan rumah tangganya.
Klimaksnya terjadi pada tahun ke sepuluh mereka bersama. Poniem, saat itu juga
belum memberinya keturunan. Campur tangan “orang kampung” turut mempengaruhi
kehidupan rumah tangga Leman.
Leman dijodohkan dengan gadis asal kampungnya, Mariatun.
Meski sulit mendapat izin Poniem, Leman akhirnya bisa menikahi Mariatun. Dengan
satu permintaan, agar Leman tidak akan menceraikan Poniem. Lalu Leman bersumpah
untuk itu.
Tentu saja kehidupan “dua kapal, satu nahkoda” tak berjalan
sebaik yang diinginkan. Konflik pecah. Persaingan mendapatkan perhatian Leman,
terjadi antara Poniem dan Mariatun. Selain perang kata, mulai ada keributan
fisik. Istri muda vs istri tua. Poniem ditalak tiga, diceraikan Leman. Lemang
tak sadar telah mengingkari sumpahnya.
Poniem pergi. Suyono, pembantu di toko Leman, yang telah
lama ikut dengannya berdagang, turut serta, “mengikut kemana Mbak Yu pergi “,
katanya. Dalam kehidupan bersama, yang memiliki pengalaman masa lalu yang
sulit, dan cita-cita kebahagiaan masa depan, Poniem dan Yono yang sudah
menemukan rasa nyaman satu sama lain pun menikah. Kehidupan mereka membaik.
Terniat bagi mereka untuk kembali ke kota yang sama dengan Leman.
Kontra sekali dengan kehidupan Leman. Setelah ditinggal
istri tua dan pembantu setianya, usaha Leman jatuh bangkrut. Kongsi pun pecah.
Ia miskin. Bersamanya tetap ada tanggung jawab membesarkan anak perempuannya
dengan Mariatun.
Poniem dan Yono, setelah bertemu kembali dengan Leman tetap
saja tulus dan kasihan kepada Leman. Sudahlah mengkaji masa lalu,
katanya. Leman meminta maaf kepada Poniem. Leman, telah beroleh pelajaran dari
apa yang dilakukannya di saat kaya, gagah, muda dan beristri dua. Ia yang telah
melanggar sumpahnya. Leman pulang kampung bersama Mariatun dengan
kemiskinannya.
**
Karya sastra penuh ibrah. Tentang kritik terhadap adat
Minang. Benturan adat budaya asli dengan kehidupan rantau. Tentang ketulusan dan kesetiaan. Tentang orang kedua dalam rumah
tangga. Kecurangan, iri hati dan dengki. Tentang perjalanan nasib/takdir.
No comments:
Post a Comment