Innalillahi wa inna ilaihi rajiun..
saya terkejut pagi ini..
saya terkejut pagi ini..
Ucapan selamat jalan kak Rizka untuk bang Jhon Maski,
melintas di wall fb. Karena tak yakin, saya kemudian membuka wallnya. Dan,
banyaklah orang-orang mengucapkan hal serupa.
Rupanya, Ramadhan itu waktu terakhir saya berbincang dengan
senior Bahasa Arab yang dikenal ramah ini. Saat itu, saya berurusan di bagian
umum Pasca Sarjana IAIN IB. Menyelesaikan surat-surat kelengkapan permohonan
izin belajar yang dibutuhkan Pemko tempat saya bekerja. Saya bertemu dengan sang
senior pagi menjelang siang itu.
Saat mengisi formulir daftar ulang, ia sempat bertanya
tentang urusan saya. Karena sejak awal
urusan saya itu cukup rumit, saya merasa dapat kesempatan ‘curhat’.
Apalagi selaku senior, mana tau dia juga punya solusi. Ia lalu mendengarkan,
menyimak baik-baik. Kadang-kadang ber-O. Selesai cerita saya, beliau
menyarankan : “Coba ditanya baik-baik ke bagian akademik..mana tau suratnya
masih di sana. Bisa jadi kan?”
Saya kembali menjelaskan. Beliau kembali membri saran, “ya
sudah, sabar saja dulu..”
Saya kemudian duduk di luar ruangan itu. Duduk. Duduk.
Berifkir. Berfikir. Melamun. Si Senior lewat lagi. Tampaknya urusannya sudah
selesai. Dia menanyai saya berempati, “belum selesai juga ya?” saya jawab, belum. Ia menanggapi dengan tersenyum lagi, “sabar
dulu..” katanya.
Tak mau menghabiskan waktu menunggu lama, saya kemudian
memutuskan untuk ke Toko Buku dulu. Nanti siang saja kembali menjemput surat
itu, pikir saya. Sesampai di parkiran saya dapati ia duduk di batu-batu taman,
sendiri. Bermenung pula. Saya menyapanya, -sengaja membuatnya sedikit
terkejut-.
“kemana?” ia bertanya.
“ke gramed bang. Sabarnya udah pergi. :D “ saya bercanda.
“oohh..” ia tersenyum.
“ha, bang Jhon masih ada urusan ya? Kenapa duduk di sana? Seperti....
hehehehe” saya bicara santai, sambil berlalu meninggalkannya.
Seperti biasa, ia hanya tersenyum.
Tapi, belum lagi saya meninggalkan area parkiran, Uni bagian
akademik memanggil-manggil nama saya. Saya langsung berbalik. Mendekat. Surat
itu selesai. Si Uni meminta saya mengfotokopi terlebih dahulu. Saya tersenyum
girangnya. Alhamdulillah. Dengan semangat saya menerima surat itu. Dan, semua
itu terjadi di depan senior itu. Ia melihat semuanya.
Sampai urusan saya selesai, lalu pulang, meninggalkan
kampus, saya berpamitan padanya, berterima kasih. Ia masih duduk di batu itu.
Entah menunggu apa atau siapa. Katanya saat ditanya, hanya ‘ada urusan yang
belum selesai’.
selamat jalan senior..
selamat jalan senior..
Terima kasih untuk pelajaran senyum dan sabarnya..
Semoga amalnya diterima di sisi Allah.. Amiin ya Rabb..
-_-
Nimiasata
No comments:
Post a Comment