22.8.12

Tujuh Puisi


PUISI
           
#1
Aku teringat saat-saat indah
Kau hadir di depanku
Ada fantasi sesaat
Laksana raga polos yang indah

Di dalam siksaan yang tiada harapan
Terusik oleh imajinasi yang mengganggu
Terngiang-ngiang suaramu yang lembut di telingaku
Aku masih bermimpi melihat wajahmu yang manis

Bertahun-tahun telah berlalu
Badai dan bencana silih berganti
Membuyarkan kenangan masa lalu
Aku pun melupakan suaramu yang lembut
Juga bayangan dirimu

Di dalam kehidupan yang berliku-liku
Umurku pun bergulir secara perlahan
Tiada orang yang peduli, tiada naluri bersyair
Tiada air mata, tiada kehidupan dan tiada cinta

Jika sekarang aku mulai sadar
Saat ini muncul dirimu di hadapanku
Laksana fantasi sesaat
Laksana raga polos yang indah

Hatiku melompat-lompat kegirangan
Demi dia segalanya terdasarkan kembali
Ada orang yang peduli, air mata, juga ada cinta
___pushkin, Kuingat Saat indah itu


#2
Aku pernah terdiam, tiada berharap mencintaimu.
Aku bahkan menahan siksaan malu dan cemburu.
Aku pernah setulus hati dengan lembutnya mencintaimu, kuharap Yang Kuasa menganugerahi kekokohan laksana besi.
___pushkin, Aku Pernah Mencintaimu

#3
Di hutan yang sepi dan gelap,
pernahkah kau bertemu seseorang yang menyanyikan cinta dan patah hatinya?
Pernahkah kau melihat senyumnya,
bekas air matanya,
juga sinar matanya yang penuh dengan kesusahan hati?
___Pushkin, Sang Penyanyi

#4
Besok,
aku akan duduk di perapian dan melupakan segalanya,
hanya menatap orang yang kucintai tanpa berhenti.
Kami akan menunggu waktu bergulir,
dari pagi sampai malam,
menunggu sampai malam mengusir orang-orang yang ribut,
saat itu kita tidak akan terpisahkan.
__pushkin, Jalan Raya di Musim Dingin

#5
Hari demi hari bergulir bagaikan terbang,
Setiap menit membawa pergi bagian hidup,
Yang kita harapkan adalah kehidupan,
Tetapi kau lihat, ajal malah menjelang.
Di dunia ini tiada kebahagiaan,
Yang ada hanyalah kebebasan dan kesunyian.
__pushkin, Sudah Waktunya Pergi, Sayangku

#6
Cinta yang terpecah tiada henti,
karena tidak sabar menahan langkah kaki
sehingga menjadi hancur
Lupakanlah dia,
air matamu hanya akan membasahi sayapmu,
hanya jika kau mau berbesar hati,
sebenarnya kapan pun kau terbang,
hati ini sudah lama terluka.
__pushkin, Di Penghujung Cinta

#7
Segalanya telah berakhir,
Tiada lagi mengenang hubungan yang telah lalu,
Terakhir kali aku memeluk kedua lututmu,
Kuucapkan kalimat yang memilukan hati.
Segalanya telah berakhir,
Jawabanmu telah kudengar.
Aku tak mau membiarkan diriku tertipu lagi.
Barangkali masa lalu pasti dapat kulupakan,
Aku tiada lagi berjodoh dengan cinta di kehidupan ini


Ternyata mencintai seseorang bergantung pada takdir langit, dan tak bisa ditentukan oleh diri sendiri.
Semuanya telah ditentukan sejak awal. Aku menerima takdirku. Seperti apapun caraku menjalani hidup ini, semuanya adalah kisah hidupku.

#
Apalah artinya namaku bagimu?
Nama itu tak berjiwa
Dia akan menghilang, seperti raungan kecil
Dari gelombang yang menghantam tepian di kejauhan
Seperti suara riuh malam di hutan lebat

Nama itu akan tertulis di kertas memo, dengan kesedihan.
Cetakannya akan terlihat kusam
Seperti tulisan di batu nisan,
Tertinggal dalam bahasa asing.

Apalah artinya nama itu?
Sudah lama terlupakan
Dalam amukan gelombang dan angin baru yang menggelegak
Dia akan membawakan kenangan yang lembut dan murni
Di dalam lubuk jiwamu.

Namun, di dalam hari-harimu yang sunyi dan sedih,
Kumohon sebutkan namamu denga lirih,
Katakan bahwa “ada yang sedang merindukanmu”
Di dunia ini aku hidup di dalam hati seseorang yang merindukanku.
__pushkin, Namaku


#dikutip dari sebuah Novel terjemahan Cina

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...