PUISI
#1
Aku
teringat saat-saat indah
Kau
hadir di depanku
Ada
fantasi sesaat
Laksana
raga polos yang indah
Di
dalam siksaan yang tiada harapan
Terusik
oleh imajinasi yang mengganggu
Terngiang-ngiang
suaramu yang lembut di telingaku
Aku
masih bermimpi melihat wajahmu yang manis
Bertahun-tahun
telah berlalu
Badai
dan bencana silih berganti
Membuyarkan
kenangan masa lalu
Aku
pun melupakan suaramu yang lembut
Juga
bayangan dirimu
Di
dalam kehidupan yang berliku-liku
Umurku
pun bergulir secara perlahan
Tiada
orang yang peduli, tiada naluri bersyair
Tiada
air mata, tiada kehidupan dan tiada cinta
Jika
sekarang aku mulai sadar
Saat
ini muncul dirimu di hadapanku
Laksana
fantasi sesaat
Laksana
raga polos yang indah
Hatiku
melompat-lompat kegirangan
Demi
dia segalanya terdasarkan kembali
Ada
orang yang peduli, air mata, juga ada cinta
___pushkin,
Kuingat Saat indah itu
#2
Aku
pernah terdiam, tiada berharap mencintaimu.
Aku
bahkan menahan siksaan malu dan cemburu.
Aku
pernah setulus hati dengan lembutnya mencintaimu, kuharap Yang Kuasa
menganugerahi kekokohan laksana besi.
___pushkin,
Aku Pernah Mencintaimu
#3
Di
hutan yang sepi dan gelap,
pernahkah
kau bertemu seseorang yang menyanyikan cinta dan patah hatinya?
Pernahkah
kau melihat senyumnya,
bekas
air matanya,
juga
sinar matanya yang penuh dengan kesusahan hati?
___Pushkin,
Sang Penyanyi
#4
Besok,
aku
akan duduk di perapian dan melupakan segalanya,
hanya
menatap orang yang kucintai tanpa berhenti.
Kami
akan menunggu waktu bergulir,
dari
pagi sampai malam,
menunggu
sampai malam mengusir orang-orang yang ribut,
saat
itu kita tidak akan terpisahkan.
__pushkin,
Jalan Raya di Musim Dingin
#5
Hari
demi hari bergulir bagaikan terbang,
Setiap
menit membawa pergi bagian hidup,
Yang
kita harapkan adalah kehidupan,
Tetapi
kau lihat, ajal malah menjelang.
Di
dunia ini tiada kebahagiaan,
Yang
ada hanyalah kebebasan dan kesunyian.
__pushkin,
Sudah Waktunya Pergi, Sayangku
#6
Cinta
yang terpecah tiada henti,
karena
tidak sabar menahan langkah kaki
sehingga
menjadi hancur
Lupakanlah
dia,
air
matamu hanya akan membasahi sayapmu,
hanya
jika kau mau berbesar hati,
sebenarnya
kapan pun kau terbang,
hati
ini sudah lama terluka.
__pushkin,
Di Penghujung Cinta
#7
Segalanya
telah berakhir,
Tiada
lagi mengenang hubungan yang telah lalu,
Terakhir
kali aku memeluk kedua lututmu,
Kuucapkan
kalimat yang memilukan hati.
Segalanya
telah berakhir,
Jawabanmu
telah kudengar.
Aku
tak mau membiarkan diriku tertipu lagi.
Barangkali
masa lalu pasti dapat kulupakan,
Aku
tiada lagi berjodoh dengan cinta di kehidupan ini
Ternyata mencintai seseorang bergantung pada
takdir langit, dan tak bisa ditentukan oleh diri sendiri.
Semuanya telah ditentukan sejak awal. Aku
menerima takdirku. Seperti apapun caraku menjalani hidup ini, semuanya adalah
kisah hidupku.
#
Apalah artinya namaku bagimu?
Nama itu tak berjiwa
Dia akan menghilang, seperti raungan kecil
Dari gelombang yang menghantam tepian di
kejauhan
Seperti suara riuh malam di hutan lebat
Nama itu akan tertulis di kertas memo, dengan
kesedihan.
Cetakannya akan terlihat kusam
Seperti tulisan di batu nisan,
Tertinggal dalam bahasa asing.
Apalah artinya nama itu?
Sudah lama terlupakan
Dalam amukan gelombang dan angin baru yang
menggelegak
Dia akan membawakan kenangan yang lembut dan
murni
Di dalam lubuk jiwamu.
Namun, di dalam hari-harimu yang sunyi dan
sedih,
Kumohon sebutkan namamu denga lirih,
Katakan bahwa “ada yang sedang merindukanmu”
Di dunia ini aku hidup di dalam hati
seseorang yang merindukanku.
__pushkin, Namaku
#dikutip dari sebuah Novel terjemahan Cina
No comments:
Post a Comment