Apa itu hadiah? Hadiah adalah sesuatu yang didapat, diterima, diperoleh dari orang lain sebagai bentuk penghargaan, ucapan terima kasih atas suatu hal/prestasi yang telah dilakukan. Seorang anak mendapat hadiah dari orang tua, atas prestasi juara kelas yang telah diraihnya. Seorang pegawai/karyawan mendapat hadiah dari atasan karena prestasi kerja yang telah dilakukannya. Seseorang yang bermurah hati, memberikan hadiah kepada sahabat, saudara atau orang-orang spesialnya yang tanpa prestasi apa-apa. Hanya sebagai penguat silaturahim, penguat hubungan batin.
Hadiah,
adalah sesuatu yang membahagiakan. Bahagia
bagi yang menerima, juga kebahagiaan bagi yang memberi. Dalam sebuah
hadis, Rasul saw menganjurkan agar umat Islam saling memberi hadiah. "Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati."
Pada hadis lain, disebutkan, “Barangsiapa bertemu
saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti
Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani). Begitulah, hadiah adalah sesuatu yang menggembirakan. Sekalipun kecil. Sebuah pepatah juga mengatakan, sesuatu yang berasal/dilakukan dengan hati, akan sampai ke hati pula.
Kata
hadiah berasal dari bahasa Arab, hadaa, hadyan, hudan, hidayatan, yang berarti irsyad/petunjuk. Hudan, dipahami sebagai mengarahkan , menunjukkan kepada jalan yang benar. Lebih spesifik lagi kata al-huda, merupakan tuntunan untuk bertaqwa dan keutamaan. Petunjuk diberikan Tuhan secara cuma-cuma kepada manusia. Petunjuk diberikan
kepada siapa saja yang dikehendaki, tanpa adanya intervensi. Sedangkan hadiyah/hadaayaa, sesuatu yang diberikan untuk tujuan memuliakan. Sama halnya dengan
hadiah, petunjuk diberikan sebagai reward atas kebaikan yang telah dilakukan
oleh seseorang.
[sumber: dari aboutmiracle.wordpress.com] |
Allah
swt telah menghadiahi umat Islam dengan petunjuk terbesar sepanjang zaman,
Alquran. Yang dengan alquran itu, tidak saja muttaqiin/ orang-orang yang
bertaqwa, tapi juga menjadi petunjuk untuk semua manusia. Hudan lil muttaqin,
pada kesempatan lain disebut pula hudan lin nas. Hadiah, tentu saja tidak dipaksakan. Demikian
juga petunjuk yang terdapat dalam Alquran, tidak dipaksakan kepada manusia.
Alquran disampaikan secara baik, perlahan, bahasa yang indah, lemah lembut,
tidak memaksakan.
Dengan
tidak adanya keterpaksaan itu, maka petunjuk yang terdapat dalam alquran akan
diperoleh dengan jalan, dicari, dipelajari, digali, diupayakan dan dipahami. Hal
yang mutlak ada untuk semua usaha itu adalah, kemauan/keinginan. Karena Alquran
dapat dipahami oleh orang yang awam, asalkan mau membaca, dan ingin mencari
petunjuk-petunjuk yang terdapat padanya.
Alquran
memang tidak melulu menjelaskan hal secara detail, tapi alquran memberikan
petunjuk untuk sesuatu hal tersebut. Alquran benar, tidak menjelaskan tentang
tata cara ibadah, tapi memberikan petunjuk. Alquran tidak menjelaskan cara mengatur
negara, tapi memberikan petunjuk . Demikianlah hadiah-hadiah itu diberikan.
Mari,
mencari hadiah/petunjuk sebanyak-banyaknya dalam Alquran. Syarat utama untuk semua itu adalah, kemauan
untuk mencarinya. (*)
No comments:
Post a Comment