Cuap-cuap
asalan saya kali ini adalah tentang jawaban Jokowi saat ditanya wartawan
“bagaimana rencana untuk maju pilpres 2014?, dengan santainya Gubernur
sederhana itu menjawab “nggak mikir...nggak mikir..."
Jika
mengikuti informasi beberapa hari ini, kita akan menemukan kata-kata tersebut
begitu sering diulang-ulang di media. Dengan berbagai gaya, beragam
intonasi dan pada tempat yang berbeda Gubernur Jakarta menjawab perihal
“pencalonannya sebagai presiden dari partai PDI-P”.
Gubernur
DKI itu menekankan bahwa, pilihannya saat ini adalah menuntaskan banjir dan
macet di ibukota. Ya, wajar saja, bila pemimpin tidak memberikan gebrakan, yang
kemudian muncul adalah keburukan saja. Keburukan itu lantas menghapus usaha-usaha
yang dilakukannya sewajarnya sebagai pemimpin, tanpa gebrakan.
Maka,
biarlah Jokowi menyelesaikan keingininannya, mengatasi persoalan macet dan
bajir ibukota. Ada yang lain, yang lebih berpengalaman mengurus bangsa ini. Ada
orang-orang nomor dua masa lalu, yang masih memiliki semangat, segudang ide dan
solusi untuk persoalan bangsa.
Namun,
perlu kita ingat lagi, istilah JAS MERAH miliknya Soekarno. Jangan sekali-kali
melupakan sejarah. Jangan kita lupa, ada nama-nama yang masih memiliki “bon
hutang” kepada negara. Mereka yang menyisakan persoalan bagi bangsa. Mereka
yang belum menyelesaikan berbagai masalah, berkaitan dengan korupsikah, dengan
kesejahteraan masyarakat-kah, kerjasama cacat hukum-kah, dan kasus-kasus
lainnya. Bagi saya, bagaimana mungkin akan memilih pemimpin bangsa pada 2014
nanti, dari calon-calon yang tidak bertanggung jawab atas yang diperbuatnya
pada masa lampau. Catat, kita perlu mencatat track-recordnya.
Terserah,
mau promosinya gencar, mau punya stasiun televisi, punya seabrek ambisi, punya
sederet nama politisi yang bergabung di organisasi masyarakat yang
didirikannya, terserah. Yang kita perlu catat adalah pelajaran dari masa
lalunya, bertanggung jawab atau tidak. Berbeda dengan J, apakah bertanggung
jawab seorang pemimpin yang menjawab dengan “nggak mikir-nggak mikir” atas
kesalahan yang telah dilakukannya?
Nahhh...kali
ini, mumpung lagi menyukai jawaban tersebut, saya ingin berandai-andai.
Andaikan..... >>>> Andai saja, kita bisa menjawab “nggak mikir-nggak
mikir” saat atasan bertanya perihal ketidak hadiran kerja, sehubungan sakit.
Lalu, yang direspon adalah tugas apa yang ditinggalkan? Bukannya semoga lekas
sembuh..
Ups!
Hehehe. Cukup dulu, just kidding dengan contoh terakhir, celoteh sahaja. :D
No comments:
Post a Comment