6.3.11

Demi Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial, yang tak pernah lepas dari hubungannya satu sama lain. Berbagai definisi juga telah dipaparkan oleh pakar komunikasi. Singkatnya, demi kemudahan hubungan sesamanya, manusia menciptakan berbagai alat komunikasi. Radio, adalah sarana informasi pertama yang saya ketahui.


Saya masih ingat ketika kecil dulu -belum bersekolah-, mempraktekkan alat komunikasi kaleng dan benang. Saat itu, bagi saya alat itu memang sebatas mainan -kreatifitas- saja, bukan teknologi (dalam persepsi saya, teknologi adalah alat-alat canggih yang lebih hebat dari nintendo atau gimbot). Telepon adalah hal yang sudah biasa bagi saya, meski di rumah kami belum ada telepon saat itu. Untuk menelpon keluarga, kami harus ke wartel. Bahkan, untuk menerima telepon -jika sangat penting-, kami menumpang ke hotel Tan Dirih, tetangga kami.

Saat itu juga, di TV nasional -satu-satunya stasiun TV yang tertangkap sinyalnya oleh TV hitam putih di rumah saya - saya melihat apa yang disebut dengan rojer. Alat sebentuk balok yang dapat digenggam, di ujungnya terdapat antena. (saya yakin kita semua tahu dengan alat ini, tapi cuma ingin memaparkan yang dalam gambaran memori saya).
Oh, hebatnya!! saya terkesima, dan bercita-cita 'ingin memilikinya suatu saat nanti.'


Sampai-sampai, 'alat itu' yang setiap hari saya selipkan dalam tas kotak, digandeng dengan kotak nasi dan kotak kue sewaktu saya TK dulu. Yup! Roger Halo-halo berwarna kuning itu adalah tempat/botol minum saya. Sedotannya dari antennanya. hehe ^_^

Teknologi semakin maju. Alat komunikasi tentu terus berkembang. Cita-cita saya memiliki rojer, baru kesampaian ketika sekolah menengah. Tahun 2003, saya diterima sebagai siswa MAPK Padang panjang Sumbar, yang wajib tinggal di asrama. jadilah saya termasuk assabiqunal awwalun yang ber-HaPe di tingkat saya saat itu. Meski biasa-biasa saja, saya tetap bersyukur, sudah punya 'alat komunikasi' secara kongkrit. :)
'gaya gak gaya yang penting punya!' hihi

Abad 20, komunikasi sudah semakin lancar. Alat-alatnya semakin canggih. Saya baru bisa bercita-cita punya rojer sewaktu kecil dulu. Belum terpikir akan punya komputer, sekarang bisa punya komputer lipat, alhamdulillah,, meski sederhana, tapi dengan usaha sendiri. ^_^

Semua demi komunikasi sesama manusia!!
Maka, jika hari ini, saya mulai menikmati fasilitas yang memudahkan -teknologi- semacam ini, sungguh suatu perubahan dalam hidup. Entah macam apa kecanggihan nanti..jangan jauh-jauh, 10 tahun mendatang sajalah. Karya manusia macam apa yang akan membuat kita terkesima..lalu mensyukurinya. dan kembali berfikir, betapa benar,,ajaran agama, untuk belajar dari kecil sampai akhir usia, karna kalau tidak, gapteklah..dan tertinggallah.

Begitulah, kehidupan dan kecanggihannya sudah memudahkan kita untuk tetap saling berkomunikasi. Maka bagaimana mungkin komunikasi menjadi alasan buruknya hubungan sosial manusia?? Saya sangat berharap, agar komunikasi dan alat-alatnya menjadi bantuan-memudahkan hubungan dengan sesama, bukan malah menjadi masalah.

 => ya..ini tentang komunikasi saiaa...
*_*

Ahmadiyah dan Agama Baru

suatu hari, pembicaraan tentang ahmadiyah dan agama baru mengalir antara saya dan seorang senior ketika di MAKN dulu. berawal dari...

Malam ini saya bercerita dengan seorang senior waktu di MAKN dulu, tentang Islam dan persoalan yang muncul pasca tragedy penistaan agama.

Lalu, akan muncul pembagian Islam, islam biasa dan islam Ahmadiyah. Seperti dalam agama Kristen (contoh) ada krsiten katolik dan ada pula kristen protestan, yang keduanya saling menghargai.

Ada istilah untuk umat pertengahan, ummatan wasathan dalam islam. Tapi, islam yang manakah itu? Anggap saja Islam yang dianut dan dilaksanakan oleh orang-orang biasa yang tidak mengkotak-kotakkan dirinya ke dalam suatu kelompok. Itulah Islam biasa.
Islam harakiyah, atau pergerakan seperti ‘ikhwaniyah’, hizbutiyah,

Kalaupun ada kelompok … dalam islam, itu hanyalah persoalan fikrah/ pandangan. Apakah Islam moderat, salafiyah, dan lain sebagainya.

Maka, kesimpulan dari cerita sore itu adalah, lebih baik memilih Islam 'biasa', dengan pertimbangan akidah, keamanan dan sosio cultur standar Indonesia. ^_^

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...