Satu dua,
tiga empat, lima enam, tujuh delapan.
Siapa rajin
ke sekolah, cari ilmu, sampai dapat.
Sungguh
senang, amat senang, bangun pagi-pagi, sungguh senang.
***
Lirik lagu bocah-bocah di PAUD
ini sungguh SUPER sekali! Saya sangat tertarik untuk mengamati dunia anak-anak.
Dunia polos, ceria, tak banyak ini itunya. Mereka melewati hari-hari dengan
semangat yang rata-rata sama tiap
harinya.
Jika pagi hari sudah menyanyikan lagu
ini, apapun persoalan si bocah menjadi habis; tak ada ayah dan bunda, mainan
dan makanan nanti bukan urusan, apalagi tugas dan pekerjaan, Nothing! Semua
aman! :)
Kita memang tak perlu berandai-andai agar hidup selalu menyenangkan seperti mereka. Karena berandai-andai hanyalah melalaikan diri dan pikiran. Kita hanya perlu belajar dari mereka, bahwa semangat itu kita yang atur. Kita yang munculkan. Jika ingin bermalas-malasan, jadilah seorang yang tidurnya larut dan bangunnya menjelang siang. Malas seharian. Lemas pula.
Tapi, “Siapa rajin ke sekolah,
cari ilmu, sampai dapat”, Itulah kuncinya. Ada rutinitas yang mesti
dilewati, dengan tetap menyiapkan perubahan dan perbaikan dalam setiap kegiatan
itu. Ibadah, terus diperbaiki. Sikap dan tutur mesti pula. Apalagi isi kepala.
Ini yang wajib direparasi. Ada bagian-bagian memori kita yang biar saja kalau
ia hilang, tapi ada yang mesti disimpan, untuk nanti bisa dipanggil kembali.
Mengisi atau men-charge
kepala/otak itu berpengaruh sekali untuk waktu setelah ini. Sejam lagi, besok,
sebulan lagi, setahun lagi, dan se-se-seterusnya. Prinsip dan hal pokok itu
memang bersumber dari kita. Dari bacaan yang kita baca. Dari diskusi,
pembahasan, dan apapun yang kita dengar. Dari apapun itu yang kita konsumsi.
Maka, jika kita ingin menjadikan
diri pada target A untuk sepuluh tahun lagi, itu akan tergambar dari perilaku
harian dari sekarang. Tergambar dari bacaan, kebiasaan, kecendrungan kita hari ini.
Montir hebat di sepuluh tahun
mendatang itu, barangkali mereka yang hari ini hanyalah tamatan STM yang tidak
bisa bekerja apa-apa selain reparasi motor. Tapi, itu dilakukannya kemudian
secara terus menerus, belajar dan bersungguh-sungguh. Jadilah ia montir hebat,
pemilik showroom dan pengusaha sukses di sepuluh tahun mendatang itu.
Itu pulalah alasannya kenapa kita
tak berhak menyepelekan siapa saja yang secara usia lebih kecil saat ini. Boleh
jadi di waktu-waktu mendatang, ia jauh lebih hebat dari kita. Ia memiliki
semangat, optimisme dan usaha untuk lebih baik. Sedang kita, terhenti di sini.
Terdiam. Tersibukkan dengan RUTINITAS yang –sampai kapanpun- tak akan pernah
habis. Kecuali langit yang menyelesaikannya.
Dan, apa yang salah jika kita
belajar lebih HIDUP dari PAUD? :)
So, keep spirit guys!
Welcome 2013!
Welcome 2013!
^_^