30.11.11

Matematika dan Sepakbola



Ketika mengawas ujian PRA-UN bidang studi matematika beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja saya memperhatikan seorang siswa peserta ujian, yang juga tim sepakbola di sekolah. Ia tampak begitu resah. Tengok kanan kiri. Menatap saya. Sok sibuk mencari di lembar buram, lalu selintas melirik samping kiri-kanannya lagi.

Tim sepakbola sekolah saya memang menang sampai tingkat kota, dan menjadi utusan untuk tingkat provinsi. Tepat malam sebelum ujian matematika itu, pertandingan final Indonesia –Malaysia di laga final Sea Games 2011.

Saya tak yakin malam itu mereka akan bersitungkin membahas soal-soal. Sebagian (besar) para pecinta bola itu tengah asik mengikuti jalannya pertandingan, hingga pukul 10.30 wib. Bahkan setelah itupun, barangkali mereka belum bisa konsentrasi ke soal-soal. Masih terbayang kenapa Ferdinand Sinaga tak akurat menendang. Bolanya membentur gawang. Penat berfikir. Pupus harapan. Mata mengantuk. Mereka tidur. Maka jadilah ujian matematika tersebut dilewati dengan kebencian pada angka-angka.

Indonesia vs Malaysia


Indonesia akhirnya harus rela menempati posisi runner up Sea Games 2011 cabang olahraga sepakbola. Setelah bersaing ekstra dengan Malaysia, permainan pun imbang satu sama. Pun pada tambahan waktu dua x 15 menit, tidak membuahkan satu gol di masing-masing gawang. Adu penalty menjadi pilihan akhir. Tertakdirlah untuk Indonesia, cukup angka 3. Sedang Malaysia menang satu angka, 4 gol. Rupanya angka sangat menentukan.

Mungkin tak ada yang akan menilai buruk permainan Timnas U-23 malam itu. Anak-anak asuhan Rahmad Darmawan sungguh telah membanggakan. Setidaknya untuk mengobati kekecewaan, sebagian supporter kemudian menuding Dewi Fortuna sedang kemana ia, saat bangga ini bersatu dan bangkit (united and rising).

Emosional jelas menjadi bagian sebuah permainan. Harap, doa, cemas, tegang, bangga, bahagia, sombong (mungkin) dendam, sedih, kecewa dan sebagainya. Sepakbola tak hanya emosional saja. Buktinya angka-angka lebih menentukan. Sedang angka-angka identik dengan matematika juga fisika. Meskipun, kata Mourinho, Sepakbola bukanlah matematika. :)

Tampaknya sepakbola pun mesti identik dengan matematika. Korelasi antara sepakbola dan matematika/fisika terletak di tendangan, sudut, peluang dan lain sebagainya. Matematika juga mengajarkan pola pikir dan analisis peluang.

Analisis lawan

Berapa kilometer per jam kecepatan lari seorang Titus Bonai putra papua itu. Dengan mengetahui kemampuannya tentu bisa diprediksi siapa yang bisa diposisikan mengawalnya. Pun sebaliknya. Pelatih juga tahu, siapa lawan main saat itu. Bagaimana kekuatan pemainnya. Perlukan diturunkan pemain-pemain “boneh”, atau bisa dihemat untuk pertandingan selanjutnya.

Secara aplikatif, jelas ini sudah mantap bagi pelatih. Tapi, seperti disebutkan sebuah media, bahwa Jerman saja, menyiapkan sejumlah ahli matematika dari universitas ternama untuk mengasah kemampuan analisis pemain. Peluang yang mungkin diciptakan dengan mengetahui kekuatan lawan. Memprediksi berbagai hal jika dibanding dengan kekuatan pemainnya. Tidak saja Jerman, Indonesia pun bisa melakukan hal yang serupa.

***




Tentu besar harapan bangsa kita pada anak muda yang membanggakan. Menjadi pesepakbola pun tentu harus yang pintar. Yang memiliki kemampuan analisis kuat. Perhitungan tajam. Cekatan dan tepat menentukan keputusan. Tetap memberikan support terhadap siswa yang memiliki kelebihan bidang ini, menjadi tanggung jawab sekolah. Kecendrungan hobi ini.

Disamping juga memberikan ketegasan, agar Matematika dan pelajaran lainnya menjadi perhatian/fokus mereka. Jangan hanya karena berprestasi di bisang olaraga, mereka diberi keringanan berlebih untuk pelajarannya. Dampaknya tak hanya hari ini, mereka sepele terhadap pelajaran. Tapi juga nanti, jika mereka menekuni bidang tersebut. Hendaknya, mereka bermain tak sebatas asik-asik, tapi disertai perhitungan dan kecerdasan. Matematika dan sebakbola. []

29.11.11

Resensi: Kesempatan, memilih untuk tidak memilih


Judul : Senja Bersama Rosie
Penulis : Darwis Darwis/ Tere Liye
Penerbi t : Grafidia
Tahun : 2008
Tebal : 462 halaman


Jika sedang duduk, maka Anda akan tersandar, menarik nafas panjang setelah membaca akhir kisah “Senja Bersama Rosie” karya Darwis Darwis ini. Mungkin juga akan protes, kenapa penulis memilih akhir yang diluar dugaan dan terkesan tidak adil. Pada karyanya yang satu ini, seperti biasa Tere Liye mengemas potongan cerita yang berkisah tentang keluarga, cinta dan persahabatan dengan bahasanya yang selalu asik. Bahasa ringan dan santai.

Berkisah tentang kesempatan. Kesempatan yang selalu ditunggu-tunggu oleh tokoh utama. Sampai ketika ada kesempatan lain, ia tidak menyadarinya. Kesempatan juga tidak bisa dipaksakan. Tak bisa terlalu diharapkan. Terkadang, kesempatan ada, tapi kita memilih untuk tidak mengambil kesempatan itu.

“Bukankah tadi sudah ku bilang, jauh lebih menyenangkan mengenang sesuatu yang hanya selintas terjadinya. Bahkan dalam banyak kesempatan jauh lebih menyenangkan mengenang sesuatu yang sepantasnya terjadi tapi kita tidak membuatnya terjadi. Meski kita bisa dengan mudah membuatnya terjadi.” (Hal. 438.)

Mawar dan Karang

Mawar tidak akan pernah tumbuh di tegarnya karang. Kalimat itu yang sering disampaikan Oma, nenek Rosie kepada Tegar. Oma tidak melihat ada kesempatan bagi mawar untuk bisa tumbuh di karang yang Tegar. Tegar baru bisa mendapatkan kesempatan itu pada usianya yang tidak lagi muda.

Rosie dan Tegar Karang telah bersahabat sejak 20 tahun sebelum Dani, sahabat baru Tegar menciptakan kesempatan, mengungkapkan perasannya kepada Rosie di puncak Gunung Rinjani. Dua bulan saja waktu Dani, ia bisa memiliki Rosie. Pada waktu yang sama, Tegar juga bermaksud mengungkapkan hal yang serupa. Mendengar ungkapan Dani dan anggukan Rosie, Tegar memutuskan untuk pergi, mengubur harapan dan cit-citanya. Lima tahun menjauh dan menghilang.

Lima tahun berlalu, keluarga Rosie dan Dani memiliki anak-anak, empat kuntum bunga, Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lili. Komunikasi Tegar dan keluarga Rosie membaik. Tegar tengah menyiapkan kehidupannya yang serius dengan Sekar. Namun, bom Bali, mengantarkan anak-anak Rosie pada masalah besar. Dani meninggal. Sakura luka-luka. Rosie depresi hebat. Tegar hadir sebagai Paman, Om, dan Uncle yang terhebat untuk anak-anak itu.

Kejadian bom Bali itu menyebabkan Tegar menjanjikan untuk mengundur pertunangan dan rencana pernikahannya dengan Sekar. Sekar sabar dan setia menunggu. Meski, terlintas olehnya bahwa kesempatan itu bukan miliknya. Ia bisa tidak punya kesempatan bersama Tegar. Seminggu, sebulan bahkan dua tahun. Tegar terjebak pada cintanya ke anak-anak Rosie, pada kehidupan Rosie.

Oma, nenek Rosie menceritakan bahwa Rosie dan Dani mengundur pernikahan mereka demi Tegar. Sayang, Tegar telah lebih dulu pergi, menghilang. “Sampai saat ini pun, Rosie masih mencintai Tegar.”

Sekar menciptakan kesempatan, membatalkan pertunangannya, demi kedatangan dan janji Tegar yang meminta waktu satu minggu. Tegar memutuskan akan memenuhi janjinya, menikahi Sekar. Tanpa paksaan. Di hari pernikahan Tegar, anak-anak datang bersama Rosie. Lili, yang tak pernah mau bicara selain kepada Jasmine, berlari ke arah Tegar dan Sekar. Menangis, memohon agar Tegar tidak pergi dari kehidupan mereka. Meminta Tegar menjadi papanya. Panggilan berbeda dengan tiga orang kakaknya. Lili memanggilnya papa. Lili yang menciptakan kesempatan mawar pun tumbuh di tegarnya karang.

26.11.11

Karakter Tertulis



Sebetulnya pendidikan karakter telah dilaksanakan oleh guru di kelas, hanya saja mungkin belum terdokumentasi dengan baik. 18 nilai karakter yang sudah dilaksanakan itu, terlihat masih belum maksimal. Dalam sebuah diskusi dengan tim dari Pusat Kurikulum (Puskur) Jakarta, di sekolah saya (yang terpilih sebagai sekolah filoting Padang Panjang), disampaikan bahwa semua itu disebabkan oleh tidak dituliskannya semua rencana tersebut dengan baik dalam perangkat pembelajaran.


Pendidikan karakter ini bisa diaplikasikan melalui mata pelajaran, muatan lokal, ekstra kurikuler dan budaya sekolah. Peduli sosial, misalnya, bisa termasuk karakter budaya sekolah. Budaya sekolah itupun mesti berawal dari kelas. Guru membiasakan dan mencontohkan peduli sosial semenjak dari kelas.


Indikasi ketercapaian penanaman nilai karakter pada siswa itu, menurut ibu Tina, salah seorang tim, adalah dalam Proses Belajar Mengajar. Kita harus biasa menuliskan apa yang kita rencanakan. Itu artinya perlu ada perencanaan yang baik. Perlu pula dituliskan di silabus dan RPP. HIngga perlu dikembangkan dan dimunculkan. Kalaupun pernah dilaksanakan, kita khawatir, dengan kondisi yang berbeda, kita bisa lupa, dan tidak maksimal memberikan nilai karakter kepada siswa.


Misalnya, dengan metode belajar ceramah, nilai yang muncul paling hanya rasa ingin tahu. Tapi dengan pembelajran aktif, mereka melakukan percontohan, kita bisa tahu, anak ini disiplin. Maka kita dekati, lalu diingatkan. Waktu praktikum, kita bisa mengamati lalu dituliskan. Maka kita terbiasa menuliskan apa yang diamati. Ini penting. Harus dibiasakan, menulis apa yang diamati.


Ketika menyebutkan pada bagian Kegiatan Belajar Mengajar dalam silabus, yang dituliskan secara secara aktif melalui kata kerja operasional adalah kegiatan siswa. Siswa yang mendengar penjelasan. Siswa yang mengamati. Siswa yang menyimpulkan. Menjelaskan dan mendengar penjelasan jelas berbeda. Menjelaskan belum tentu peserta didik mendengarkan. Sedangkan mendengar/menyimak penjelasan, pasti gurunya menjelaskan. Ini sering menjadi masalah dalam RPP.


Target kita sekarang, apa yang dituliskan, harus dilakukan. Ini memang merepotkan guru. Sebetulnya mudah. Yang penting yang dituliskan itu betul-betul diimplementasikan. Guru memberikan contoh, Peserta Didik meniru, lalu menjadi pembiasaan. Yang dicontohkan itulah yang dituliskan. Tidak repot.

11.11.11

Perempuan


Aku telah menitipkan salam terdalam, selaksa maaf dan sejumput doa bahagia untukmu Perempuan, 
sudahkah kau terima?
Kau akan dikuatkan. Percayalah.. :)

3.11.11

Mengapa Belajar Bahasa Arab?

Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa kita belajar Bahasa Arab yang saya kutip dari beberapa referensi.


Mengapa Anda harus belajar bahasa Arab?

Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan secara luas di planet ini. Bahasa Arab merupakan bahasa utama dari 22 negara, digunakan oleh lebih dari 250 juta orang. Bahasa ini juga merupakan bahasa kedua pada negara-negara Islam karena dianggap sebagai bahasa spiritual Islam - salah satu agama-agama besar dunia (kita membicarakan tentang lebih dari 1 miliar orang!). Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tetap di organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Alasan lain yaitu bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua yang hidup di dunia, dan merupakan bahasa asli dari banyak bahasa, bahkan ada teori yang menyatakan bahwa "bahasa Arab merupakan asal dari bahasa-bahasa" dan mereka yang mengadopsi teori ini berlandaskan pada kenyataan bahwa orang Arab dapat melafalkan suara apapun dalam bahasa manapun di dunia dengan mudah, di lain pihak banyak orang-orang bukan-Arab yang kesulitan mengucapkan beberapa huruf Arab yang tidak terdapat dalam bahasa asli mereka (contohnya huruf dhad tidak digunakan dalam bahasa manapun di dunia, dan bahasa Arab sering disebut sebagai bahasa dhad).

Dalam ribuan tahun, sedikit perubahan terjadi pada bahasa ini, dan bahasa ini selalu sesuai pada setiap jaman, menembus berbagai peradaban yang menggunakannya sebagai bahasa asli mereka. Bahkan, bahasa Arab memiliki pengaruh yang besar dalam sebagian besar bahasa yang ada di masa kini. Mungkin, sumbangan bahasa Arab yang paling jelas pada kemanusiaan adalah angka Arab (0,1,2,,3,...), tanpa menyebutkan bahwa banyak kata-kata Arab yang digunakan oleh banyak bahasa pada saat ini (algoritma, sugar, coffee, kopi, alamat, kabar, dan daftar ini terus berkelanjutan....).

Mengapa bahasa ini tetap hidup lebih dari ratusan tahun sementara bahasa yang lain tidak?

Alasan utama untuk pertanyaan tersebut adalah bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an, inilah yang menjaga bahasa Arab menjadi bahasa utama hingga lebih dari 1400 tahun peradaban Islam.

sumber:http://www.arabion.net/indonesian/

Materi VI: Percakapan (محادثة)

A. Percakapan sehari-hari

تعارف مفردات:
لتعريف بالنفس

س : بعد إذنك، ممكن أن أعرفك نفسي؟ إروان
ج : كيف حالك يا إروان؟ إسمي شيفول
س : ما هي أخبارك؟ أنا سعيد أن أعرف إسمك
ج : كيف حالك اليوم؟
س : إنني بخير، و أنت؟
ج : الحمد لله..

B. Perkenalan/Identitas diri

1.11.11

Materi V: Kata Tunjuk (إسم إشارة)

Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung.

Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)

2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)

Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)

Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)

Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua), maka baik Mudzakkar maupun Muannats, semuanya menggunakan: هَؤُلاَءِ (= ini) untuk menunjuk yang dekat; dan أُلَئِكَ (= itu) untuk menunjuk yang jauh.

Contoh:
هَؤُلاَءِ كُتُبٌ أُلَئِكَ كُتُبٌ
(= ini adalah buku-buku) (= itu adalah buku-buku)
هَؤُلاَءِ مَجَلاَّتٌ أُلَئِكَ مَجَلاَتٌ
(= ini adalah majalah-majalah) (= itu adalah majalah-majalah)

Materi IV: Kata Ganti Orang (الضمير)

اَلضَّمِيْرُ

(Kata Ganti Orang)


A. Dhomir Munfashil

Dhomir Munfashil adalah dhomir yang penulisannya terpisah dengan kata yang lain.



Pembacaan Tabel

هُوَ Dia (Seorang laki-laki)

هُمَا Mereka (Dua orang laki-laki/perempuan)

هُمْ Mereka (Para lelaki)

أَنْتَ Kamu (Seorang laki-laki)

أنْتُمْ Kalian (Para lelaki)

dst..

Contoh:

هُوَ أُسْتاَذٌ (Dia adalah seorang Ustadz)

أَنَا مسْلِمٌ (Aku adalah seorang muslim)


B. Dhomir Muttashil

Dhomir Muttashil adalah dhomir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain.



Pembacaan Tabel

كِتَابُهُ Bukunya (Buku milik laki-laki itu)

كِتَابُهُنَّ Buku mereka (Buku milik para perempuan itu)

كِتَابُُنَا Buku kami

dst..


C. Dhomir Mustatir

Dhomir Mustatir adalah dhomir yang tidak tertulis dalam kalimat akan tetapi tersembunyi dalam suatu kata.


r:bahasaarabonline

Materi III: Isim (Ma'rifah dan Nakirah)

NAKIRAH (Umum) – MA’RIFAH (Khusus)

Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
1) ISIM NAKIRAH atau kata benda bentuk umum atau tak dikenal (tak tentu).
2) ISIM MA’RIFAH atau kata benda bentuk khusus atau dikenal (tertentu).

Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma’rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya.

Contoh Isim Nakirah: بَيْتٌ (= sebuah rumah), وَلَدٌ (= seorang anak)
Contoh Isim Ma’rifah: اَلْبَيْتُ (= rumah itu), اَلْوَلَدُ (= anak itu)

Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma’rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ. = Itu sebuah rumah. Rumah itu baru.
جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ. = Datang seorang anak. Anak itu sopan.

Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma’rifah adalah:
1. ISIM ‘ALAM (Nama). Semua Isim ‘Alam termasuk Isim Ma’rifah, meskipun diantara Isim ‘Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.
Contoh: أَحْمَدُ (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang.
Contoh: أَنَا (= aku, saya), نَحْنُ (= kami, kita), هُوَ (= ia, dia)

Materi II: Isim (Muzakkar dan Muannats)

Isim (kata benda) dibedakan menurut jenisnya, muzakkar dan muannats.
A. Muzakkar
yaitu: isim yang menunjukkan makna LAKI-LAKI atau dianggap laki-laki.
Contoh:

تِلْمِيْذٌ (Seorang siswa laki-laki)

أَسَدٌ (Seekor singa jantan)

B. Muannats
Yaitu: isim yang menunjukkan makna perempuan atau dianggap perempuan.
contoh:
Contoh:

مُدَرِّسَةٌ (Seorang pengajar perempuan)

هِرَّةٌ (Seekor kucing betina)

Materi I : Kata dalam Bahasa Arab

Kata di dalam bahasa arab disebut:

الْكَلِمَةُ/Al-Kalimah

Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.


Kata dibagi menjadi tiga:

A. Isim

Kata yang menunjukkan atas suatu makna, yang tidak terikat dengan waktu. di dalam bahasa Indonesia, biasanya disebut dengan jenis Kata Benda.

Contoh:

كِتَابٌ ـ بَيْتٌ ـ بَابٌ ـ أسْتَاذٌ ـ شَجَرَةٌ


ISIM ‘ALAM (Kata Benda Nama)
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim ‘Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim ‘Alam (nama), bacalah dengan suara nyaring dan jelas satu persatu:
مُحَمَّد – آدَم – إِدْرِيْس – نُوْح – إِبْرَاهِيْم – إِسْمَاعِيْل -
إِسْحَاق – يَعْقُوْب – يُوْسُف – مُوْسَى – سُلَيْمَان – يُوْنُس -
عِيْسَى – مَرْيَم – خَدِيْجَة – عَائِشَة – فَاطِمَة – عُمَر -
عُثْمَان – جِبْرِيْل – مِيْكَال – لُقْمَان – زَيْد – فِرْعَوْن -
قَارُوْن – إِبْلِيْس – عِفْرِيْت – مَكَّة – مَدِيْنَة

Isim juga dikategorikan sesuai bilangannya, tunggal, dual atau banyak.

MUFRAD (Tunggal) – MUTSANNA (Dual) – JAMAK
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats.
Contoh:
Mufrad Tarjamah Mutsanna Tarjamah
رَجُلٌ = seorang laki-laki رَجُلاَنِ = dua orang laki-laki
جَنَّةٌ = sebuah kebun جَنَّتَانِ = dua buah kebun
مُسْلِمٌ = seorang muslim مُسْلِمَانِ = dua orang muslim
مُسْلِمَةٌ = seorang muslimah مُسْلِمَتَانِ = dua orang muslimah


Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
اِبْنٌ = seorang putera بَنُوْنَ = putera-putera
بِنْتٌ = seorang puteri بَنَاتٌ = puteri-puteri
مُسْلِمٌ = seorang muslim مُسْلِمُوْنَ = muslim-muslim
مُسْلِمَةٌ = seorang muslimah مُسْلِمَاتٌ = muslimah-muslimah

2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
رَسُوْلٌ = seorang rasul رُسُلٌ = rasul-rasul
عَالِمٌ = seorang alim عُلَمَاءُ = orang-orang alim
رَجُلٌ = seorang laki-laki رِجَالٌ = para laki-laki
اِمْرَأَةٌ = seorang perempuan نِسَاءٌ = perempuan-perempuan


B. Fi’il

Kata yang menunjukkan atas suatu makna, terikat dengan waktu. (Kata Kerja)

نَصَرَ ـ كَتَبَ ـ ضَرَبَ ـ جَلَسَ ـ قَتَلَ ـ أَكَلَ

kata kerja terbagi kepada:
- fi'il madhi (kata kerja untuk masa yang telah berlalu),
contoh: قرء

- fi'il mudhari' (kata kerja yang digunakan untuk kegiatan yang sedang berlangsung dan akan datang),
contoh: يقرء

- fi'il amar (kata kerja perintah).
Contoh: إقرء



C. Huruf

Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Ada yang menyebutnya dengan kata sambung atau kata tugas. secara sederhana, hurf adalah kata, selain dari isim dan fiil.

contoh: من, إلى , عن, على

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...