27.8.17

Keluarga Lebay (?)

11.46

Hingga pukul 11 malam ini si mata masih enggan tidur. Pasalnya ini tentang 'menjaga rahasia'. Iya, rahasia yang membuat saya berpikir-pikir, apakah keluarga saya yang lebay, atau keluarga yang terbiasa merahasiakan banyak hal ini begitu 'dingin'?

Jika di keluarga saya, Imel batuk sedikit saja, laporannya sudah sampai kemana-mana. Atau jika ada keluarga yang sakit, lagi di dokter, atau dirawat di rumah sakit, keluarga besar (khususnya keluarga pihak ibu), sudah berbondong-bondong pula datang. Bagi kami yang sudah terbiasa dengan hal itu, menganggap bahwa kedatangan saudara-saudara itu adalah sebentuk keberkahan.

 Dari selepas zuhur, saya memastikan: "Apakah semua baik-baik saja? Lalu kenapa diteruskan ke rumah sakit lain, di kota lain? Apakah benar-benar tak diberitahu?"

Mungkin bagi sebagian keluarga, memberi tahu anggota keluarga tentang hal yang terjadi di 'rumah' adalah tindakan yang tidak perlu. Dalam cerita "Sabtu Bersama Bapak" juga saya temukan demikian. Bahwa, si ibu, bahkan akan operasi kanker, sudah di ruang rawat, tidak memberitahu anaknya yang jauh darinya. Alasannya adalah, jika ia beritahu, anaknya pasti akan pulang. Mau yang di Denmark, apalagi yang di Jakarta. Dan itu, si ibu khawatir akan mengganggu kehidupan anak-anaknya.

Oke. Itu mungkin cuma cerita. Tapi realitanya memang demikian. Ada keluarga yang berprinsip, setiap anggota keluarga harus mandiri. Menyelesaikan urusannya masing-masing, tanpa meminta bantuan dan pertolongan kepada saudara lainnya, juga ayah dan ibu. Alasannya, "ga enakan". Di saat yang terjadi adalah, keadaan ayah dan ibu yang dicemaskan, selama masih bisa diatasi orang-orang di rumah, anak-anaknya yang terbilang jauh, tidak perlu diberitahu.

Nah, inilah rahasia yang mengganggu pikiran saya, hingga betah-betahnya begadang sampai kini.

Saya mungkin mengukur keadaan itu, dengan timbangan yang terbiasa berlaku di rumah kami. Keluarga yang terbiasa keramaian. Setiap minggu ada saja alasan bertemu dan bertamu. Beberapa bulan sekali, ibu dan para saudaranya berkumpul, sekedar bercerita atau bepergian, bersilaturahim ke sanak famili yang lain.

Kebiasaan lain di rumah adalah makan bersama. Sejak kecil kami dibiasakan makan bersama selepas magrib. Konsekuensinya adalah, apapun kegiatan di luar rumah, jam 6 tentu sudah harus pulang. Mau pramuka, mau main, mau apa saja. Saat makan itu pula informasi beredar, apa kejadian seharian, adakah yang terlihat kurang sehat, atau besok mau apa. Sekedar begitu saja. Hal-hal lebih serius akan dibicarakan usai makan. Terbiasa seperti itu.  


Ke-lebay-an lainnya adalah komunikasi. Ibu harus menelpon saudara yang di Padang dan Bogor, mungkin nyaris tiap hari. Jika setelah beberapa hari ibu tak menelpon, mereka pasti akan bilang: "orang di rumah sombong".  Padahal yang dibicarakan ya itu-itu saja. Bercerita. Apa kegiatannya, gimana ketemu dosennya. Sebaliknya, mereka akan bertanya Imel lagi apa, ayah mana. Tentunya selain hal-hal wajib perkara kesehatan. Bahkan, sekedar bertukar, masak apa hari ini, dengan si Uni. Satu atau dua menit pun jadi. 

Ya sih, kadang-kadang saya berpikir, tidakkah cara itu sedikit lebay? Mungkin juga.

Kita melihat ada dua pola berbeda yang diterapkan dalam keluarga.
Pertama, keluarga yang beranggapan bahwa kehangatan keluarga diciptakan dari pentingnya komunikasi. Kedua, keluarga yang menciptakan kehangatan saat kumpul bersama. Secara fisik mereka dekat dulu, pasti ada kehangatan setelah itu. Masing-masingnya enggan merepotkan yang lain. Selama masih bisa diatasi, ya, bisa diselesaikan sendiri.

Pada kondisi kedua itu, tidakkah kita melihat ada sikap tertutup, atau ditutup tutupi? Benar, akan mandiri. Tapi bisa juga si anak malah menutup diri. Hingga tak ada bedanya, ia sedang memikirkan suatu masalah atau tidak. Ya, memang biasanya begitu. Selalu terlihat tanpa masalah, dan baik baik saja.

Hmm. Bagusnya seperti apa ya?! 
Inilah pertanyaan pengantar tidur malam ini.
Saya ingin bagi tahu, tapi...kalau tidak.. 
Nanti jika.. 
Tapi saya juga ingin tahu. 
Hahaa. 

*Tidakkah saya termasuk orang-orang lebay??

***

Oke. oke. Kita harus istirahat dulu. 
Semoga semua baik-baik saja. Thahuurun Insya Allah!

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...