Bukanlah keangkuhanku yang enggan merinduimu. Tapi gelap ternyata masih kutakuti daripada lenteramu yang jauh dan redup itu. Karena bagaimanapun, cahaya atas cahaya adalah yang terpenting bagiku.
Bukanlah keegoisanku, mengatamu pada posisi ragu. Lalu ngilu terhadap keberadaanku. Siapalah aku yang tidak berarti bagimu. Tapi hari ini, sesuatu mengajarkan aku. Betapa menghargai keyakinan dan hati adalah hal yang penting untuk hidupku.
Yang menjadi dayung penggerak sampanku yang tak kokoh ini. Rapuh. Sesekali kudapati ikan-ikan itu mendekat dan kutangkap dibawah purnama. Namun banyak kali kulewati kesempatan itu. Entah, entah dengan kekuatan dan kelemahan apa. Ku tak tahu. Namun, lagi-lagi aku meyakininya. Hingga kini baru kusadari, betapa aku ternyata lalai selama ini.
Sesaat ku perlu merenungi diri, merunut kelalaian selama ini. Mulai berkaca padamu, yang hari ini lebih baik dariku. Asumsiku.
Semoga senantiasa menjadi lebih baik. Tak apa kau lebih baik dariku, asal kebaikanmu menjadi bagianku, yang tak kan lekang oleh masa hingga menembus ruang dan waktu.
Selama ini, tidak pernah sekalipun aku berharap. Namun tempatmu telah melemahkanku. Ku ingin sepertimu!
Perlahan kubuka pintu, berharap kau mendekat dan bersilaturahim. Namun, entah keegoisankukah, ku tak tahu, hingga kau serupa denganku, sendiri, diam dan angkuh.
Kini kebaikan dan usaha perbaikanmu membuatku cemburu. Ingin kusaingi kebaikan-kebaikan yang hari ini tergenggam erat dijemarimu. Sejalanlah denganku. Tidakkah kau tanyai aku? Bahwa aku mulai mendengarkanmu.
Nimiasata
Bukanlah keegoisanku, mengatamu pada posisi ragu. Lalu ngilu terhadap keberadaanku. Siapalah aku yang tidak berarti bagimu. Tapi hari ini, sesuatu mengajarkan aku. Betapa menghargai keyakinan dan hati adalah hal yang penting untuk hidupku.
Yang menjadi dayung penggerak sampanku yang tak kokoh ini. Rapuh. Sesekali kudapati ikan-ikan itu mendekat dan kutangkap dibawah purnama. Namun banyak kali kulewati kesempatan itu. Entah, entah dengan kekuatan dan kelemahan apa. Ku tak tahu. Namun, lagi-lagi aku meyakininya. Hingga kini baru kusadari, betapa aku ternyata lalai selama ini.
Sesaat ku perlu merenungi diri, merunut kelalaian selama ini. Mulai berkaca padamu, yang hari ini lebih baik dariku. Asumsiku.
Semoga senantiasa menjadi lebih baik. Tak apa kau lebih baik dariku, asal kebaikanmu menjadi bagianku, yang tak kan lekang oleh masa hingga menembus ruang dan waktu.
Selama ini, tidak pernah sekalipun aku berharap. Namun tempatmu telah melemahkanku. Ku ingin sepertimu!
Perlahan kubuka pintu, berharap kau mendekat dan bersilaturahim. Namun, entah keegoisankukah, ku tak tahu, hingga kau serupa denganku, sendiri, diam dan angkuh.
Kini kebaikan dan usaha perbaikanmu membuatku cemburu. Ingin kusaingi kebaikan-kebaikan yang hari ini tergenggam erat dijemarimu. Sejalanlah denganku. Tidakkah kau tanyai aku? Bahwa aku mulai mendengarkanmu.
Nimiasata
Very Nice...........
ReplyDelete