Ada
yang tahu salimbado? Salimbado (Minang) diterjemahkan ke dalam
bahasa indonesia ternyata disebut dengan selembada atau selempada. Nah, saya ada
sedikit cerita tentang salimbado. :)
Sekitar
dua hari yang lalu, saya dimangsa binatang jenis ini. Saat itu, menjelang
siang, saya dan sejumlah siswa tengah beraktifitas di kawasan arboretum
sekolah. Menanam dan menyiangi bibit pohon yang baru ditanam. Lahan arboretum
itu miring, kira-kira jika dilihat dari sudut matematikanya, adalah 60-70°. Tiba-tiba
saya terperosok di tumpukan jerami. Dari salam lubang itu keluarlah semut hitam
besar -yang di daerah kami biasa disebut salimbado. Rupanya, saya terinjak
sarang mereka. Saya segera menghindar. Namun akhirnya, ada satu yang menempel
di kaki kiri. Terkejut, digigitnya.
*arrghh!
Saya
jadi tertarik dengan jenis binatang kecil ini. Searching2, ada yang menyamakan
dengan jenis semut api, ada pula yang menyamakan dengan semut rang-rang, yang
biasa disebut kararanggo (minang). Tapi tidak. Salimbado, ya salimbado.
:D
Salimbado,
konon, nama latinnya adalah Tetraponera rufonegra.
Salimbado hidup di kayu-kayu lapuk, di tumpukan sampah, di tanah. Tubuhnya agak
besar. Bila digigitnya, akan ada bekas, bengkak dan darah menjadi beku. Inilah
yang saya rasakan sekarang. Hehehe. Dua hari sudah berlalu. Kamis siang itu,
tidak terjadi apa-apa. Biasa saja. Terasa seperti digigit semut biasa. Barulah
jumat, terasa gatal yang bersangatan. Mulai menyebar dan meluas. Sedikit
bengkak dan memerah.
*loading virusnya lama juga yaa.. :D
Di
hari Sabtu, darah bekunya semakin terlihat. Warna merah mulai membiru. Masih
terasa gatal. Saya lalu beri minyak bud-bud. Kata Ayah, mestinya sesaat digigit
semut, saya langsung berikan air daun busuk (saya tak tahu daun/rumput yang
dimaksud Ayah), atau setidaknya teteskan air ludah ke bekas gigitan semut
itu. -Hmm. Terlambat sudah Ayah. Virus sudah menyebar. Kaki telah bengkak.
Hiks.-
Kenapa gigitan semut itu begitu dahsyatnya ya?
Sebetulnya, saat menggigit/menjepit –sebagai bentuk pertahanan diri- si semut juga menyemprotkan asam format dari acidophore untuk memperkuat rasa sakit pada korbannya.
Lalu,
seberapa berbahayakah racun pada semut? Berikut saya kutip dari
halodokter.blogspot.com
Semut adalah binatang serangga yang
bertubuh kecil . Namun meskipun mempunyai tubuh yang mungil ternyata semut
memiliki racun yang dapat membahayakan yang terkena gigitannya. Berikut 3
jenis semut paling beracun dan berbahaya di dunia
1. Semut Api
Semut api merupakan jenis semut yang
paling berbahaya di dunia. Racun atau bisa semut ini bisa berakibat fatal
bahkan kematian korbannya. Dilaporkan 20 kematian setiap tahunnya karena
sengatan semut beracun ini. Bila terkena sengatan anda akan merasakan panas
seperti luka bakar,pembengkakan yang sangat menyakitkan,dan kematian jika ada
reaksi alergi. Semut api ini bisa ditemukan di Asia, Amerika dan Eropa.
2. Red Harvester
Semut Red Harvester berwarna merah
kehitaman agak mirip dengan semut api. Namun jenis semut ini tidak seagresif
semut api yang lincah. Saat terkena sengatan semut mematikan ini anda akan
merasakan sakit yang luar bisa , bahkan bisa berakibat lebih buruk yaitu
kematian jika terjadi reaksi alergi. Habitat semut ini hanya ditemukan di
Amerika .
3. Yellow Harvester Ant
Jenis semut ini bertubuh lebih kecil
dari semut api dan red harvester. Namun jangan pernah anda menyepelekan
tubuhnya yang kecil , karena semut ini juga memiliki bisa yang sangat beracun
dan tentunya berbahaya sama seperti semut berbisa lainnya. Pembengkakan yang
sangat sakit adalah ciri-ciri terkena sengatan semut Yellow Harvester Ant ini,
lebih fatal lagi kematian jika ada reaksi alergi.
**
Semut, kecil dan imut, tapi dahsyaaat sengatnya.
Keluar masuk hutan, -termasuk kawasan arboretum- membuat kita juga perlu beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Berkenalan lebih dekat dan akrab dengan salimbado-salimbado di sana. Yaa, kejadian ini tentunya tidak akan menyurutkan tekad dan langkah saya untuk menjadikan kawasan itu menjadi arboretum sebenarnya. Saya akan tetap sering ke sana. Xixi. :D
Keluar masuk hutan, -termasuk kawasan arboretum- membuat kita juga perlu beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Berkenalan lebih dekat dan akrab dengan salimbado-salimbado di sana. Yaa, kejadian ini tentunya tidak akan menyurutkan tekad dan langkah saya untuk menjadikan kawasan itu menjadi arboretum sebenarnya. Saya akan tetap sering ke sana. Xixi. :D
Niih.. saya juga kutipkan puisi tentang Salimbado dari sepasangmatamefi.wordpress.com,
Digigit Salimbado
darah
membeku dalam daging
menjadi
semacam tumpukan dendam
perih
sampai ke ulu hati
medidihkan
darah dalam nanah
bergetar
melumpuhakan tulang
ramuan
apa yang harus kuminum
untuk
menenangkan perih yang menyuntik?
dalamnya
bisa dari taring salimbado mengorek
mengehentikan
aliran darah dalam nadi
dan
kini kupertaruhkan ramuan demi ramuan
menahan
pekik dan rintih
namun
tulang di setiap buku tetap saja bergetar
dan
ketika malam
rintih
dan pekik menjadi dendang
sampai
di puncak malam
*hehe.
Ada juga toh, puisi salimbado.. xixi
No comments:
Post a Comment