29.9.13

Hadiah dan Petunjuk



  
Apa itu hadiah? Hadiah adalah sesuatu yang didapat, diterima, diperoleh dari orang lain sebagai bentuk penghargaan, ucapan terima kasih atas suatu hal/prestasi yang telah dilakukan. Seorang anak mendapat hadiah dari orang tua, atas prestasi juara kelas yang telah diraihnya. Seorang pegawai/karyawan mendapat hadiah dari atasan karena prestasi kerja yang telah dilakukannya. Seseorang yang bermurah hati, memberikan hadiah kepada sahabat, saudara atau orang-orang spesialnya yang tanpa prestasi apa-apa. Hanya sebagai penguat silaturahim, penguat hubungan batin.

Hadiah, adalah sesuatu yang membahagiakan. Bahagia  bagi yang menerima, juga kebahagiaan bagi yang memberi. Dalam sebuah hadis, Rasul saw menganjurkan agar umat Islam saling memberi hadiah.  "Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati."

Pada hadis lain, disebutkan, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani). Begitulah, hadiah adalah sesuatu yang menggembirakan. Sekalipun kecil. Sebuah pepatah juga mengatakan, sesuatu yang berasal/dilakukan dengan hati, akan sampai ke hati pula.
 
Kata hadiah berasal dari bahasa Arab, hadaa, hadyan, hudan, hidayatan, yang berarti irsyad/petunjuk. Hudan dipahami sebagai mengarahkan , menunjukkan kepada jalan yang benar. Lebih spesifik lagi kata al-huda, merupakan tuntunan untuk bertaqwa dan keutamaan.  Petunjuk diberikan Tuhan secara cuma-cuma kepada manusia. Petunjuk diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki, tanpa adanya intervensi. Sedangkan hadiyah/hadaayaa, sesuatu yang diberikan untuk tujuan memuliakan. Sama halnya dengan hadiah, petunjuk diberikan sebagai reward atas kebaikan yang telah dilakukan oleh seseorang. 

[sumber: dari aboutmiracle.wordpress.com]
Allah swt telah menghadiahi umat Islam dengan petunjuk terbesar sepanjang zaman, Alquran. Yang dengan alquran itu, tidak saja muttaqiin/ orang-orang yang bertaqwa, tapi juga menjadi petunjuk untuk semua manusia. Hudan lil muttaqin, pada kesempatan lain disebut pula hudan lin nas.  Hadiah, tentu saja tidak dipaksakan. Demikian juga petunjuk yang terdapat dalam Alquran, tidak dipaksakan kepada manusia. Alquran disampaikan secara baik, perlahan, bahasa yang indah, lemah lembut, tidak memaksakan. 

Dengan tidak adanya keterpaksaan itu, maka petunjuk yang terdapat dalam alquran akan diperoleh dengan jalan, dicari, dipelajari, digali, diupayakan dan dipahami. Hal yang mutlak ada untuk semua usaha itu adalah, kemauan/keinginan. Karena Alquran dapat dipahami oleh orang yang awam, asalkan mau membaca, dan ingin mencari petunjuk-petunjuk yang terdapat padanya.  

Alquran memang tidak melulu menjelaskan hal secara detail, tapi alquran memberikan petunjuk untuk sesuatu hal tersebut. Alquran benar, tidak menjelaskan tentang tata cara ibadah, tapi memberikan petunjuk. Alquran tidak menjelaskan cara mengatur negara, tapi memberikan petunjuk . Demikianlah hadiah-hadiah itu diberikan.


Mari, mencari hadiah/petunjuk sebanyak-banyaknya dalam Alquran.  Syarat utama untuk semua itu adalah, kemauan untuk mencarinya. (*)

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...