29.9.17

Rendang Kini Tak Cuma Padang


Siapa yang tak suka rendang?

Makanan khas Ranah Minang ini tak hanya digemari oleh lidah-lidah asli Minangkabau. Tetapi juga menjadi favorit bagi yang sama sekali tidak berdarah Minang.
Rendang kini tak hanya menjadi nama bagi olahan daging, yang dimasak lama, dibuat enak dengan santan, dicampur dengan bumbu-bumbu dan rempah khas. Rendang kini, adalah cita rasa. Apapun yang diolah, diberikan cita rasa rendang, meskipun bahan utamanya bukanlah daging. 

Ada banyak masakan siap saji yang melabeli dengan rasa rendang, misalnya mie goreng rasa rendang. Ada juga bakso, yang aslinya berasal dari Jawa ini kini diolah dengan campuran daging rendang di dalamnya. Nampaknya rendang kini tak cuma Padang ya.

Jadi ceritanya si rendang itu dalam bahasa Minang adalah randang. Proses ma-randang secara umum adalah memasak seperti disangrai, berlama-lama untuk mendapatkan hasil maksimal. Misalnya, kopi yang direndang, disangrai berlama-lama agar dapat ekstrak kopi yang terbaik. Atau, orang tua kita juga menyebut ma-randang kacang, untuk aktifitas sangrai kacang di kuali, sampai benar-benar matang.

doc. pribadi


Istilah rendang menjadi lebih spesifik untuk sebuah nama masakan Minang, olahan dari daging, dengan bumbu-bumbu khas Minangkabau. Soal bumbu khas ini, sedikit kita tilik sejarah Minang. Masuknya Islam ke nusantara dan juga daerah Minangkabau pada abad-abad dulu tidak terlepas dari kedatangan pedagang dari Arab/Yaman dan Gujarat India. Diketahui, masakan dari daerah tersebut kaya akan bumbu dan rempah-rempah. terlepas dari benar atau tidaknya, kesamaan masakan Minang denga dua daerah itu, adalah kekuatan bumbu dan rempahnya. Hal ini pulalah yang menjadikan kuliner Minang ini tetap berada di posisi satu, masakan paling enak versi CNN dan Unesco.

Rendang adalah samba adat. Setiap ada acara adat di Minangkabau, mesti ada rendang. Walaupun akan ada perbedaaan rendang di suatu daerah dengan daerah lainnya. Misalnya, rendang di Agam Barat/ Maninjau yang masih basah seperti kalio, sedangkan untuk Agam Timur, seperti daerah Ampek Angkek, rendang mestilah kering, bahkan sebagiannya hitam. Itu baru satu kabupaten yang sama, Agam. Tentu saja ada berbagai ragam rendang di daerah lain di Ranah Minang. 

Di daerah pesisir misalnya, rendang tak lagi olahan daging saja. Ada yang namanya Rendang Lokan (daging kerang). Di Payakumbuh lebih beragam lagi. Mulai dari Rendang Talua (telur), Rendang Ayam, Rendang Baluik/belut. Di daerah lain, salah satunya Tanah Datar, dikenal Randang Cubadak/ nangka dan Rendang Paku/pakis. Di sejumlah daerah darek/daratan lainnya bahkan Jengkol/jariang  tak hanya dimasak kalio saja tapi juga jadi Randang Jariang. Berbagai jenis olahan rendang ini sesuai dengan kearifan lokal daerah masing-masing. Yang sama dari semuanya adalah proses masaknya adalah direndang, dengan bumbu-bumbu khas seperti rendang daging. 

Selain itu, rendang juga dinamakan sesuai dengan jenis/bagian daging sapi yang diolah dan proses pengolahannya. Rendang Paru misalnya. Atau Rendang Jagung, Rendang Ati, Rendang Itiak. Dari segi pengolahannya, ada yang namanya Rendang Suir (dagingnya disuri-suir, dan kering) juga Rendang Tumbuak. Atau rendang dengan campuran teri dan karupuak cancang. Atau, masih ada rendang lainnya? 

Kalau di luar sana yang populer adalah Padang, sebetulnya kita lebih enak mendengar Rendang dengan spesifikasi jenis dan olahannya itu sendiri. Karena tak pernah kita dengar Rendang Batusangka, meskipun asal mula orang Minangkabau, dan daerah tuo  itu dikenal adalah Pariangan, Tanah Datar. 
Oke, terlepas dari semuanya, rendang apa favoritmu?  
Rendang Lokan? 

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...