9.1.09

Selamat Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharam 1430!!

Tahun baru mendekat lagi. Bilangannya semakin besar 2009 untuk tahun Masehi dan 1430 untuk tahun Hijriah. Refleksi satu tahun terakhir telah mengajarkan kita berbagai masalah beserta gambaran solusi terhadap permasalahan tersebut. Satu pertanyaan yang muncul yang bagi sebagian orang tidak perlu dijawab adalah, Sudahkah kita baik semenjak bermulanya 1429 sampai berakhirnya hari ini?

Jawaban ideal adalah relative. Baik dari segi apa, bagaimana dan tentang hal apa. Belum bisa disebut baik oleh orang lain, minimal yang kita lakukan adalah yang terbaik menurut kita. Yang penting sejauh kita menganggap baik hal itu, tetap perlu ada introspeksi atau muhasabah diri. Setuju?

Saya teringat ketika seorang sahabat mengirimi saya sebuah pesan singkat, ucapan selamat tahun baru hijriyah. Kira-kira kalimatnya seperti ini, “Banyak hal telah kita saksikan, dan telah kita lakukan pada tahun ini. Iman, amanah dan perjuangan telah kita pertaruhkan bersama manis, pahit, bahagia dan getirnya samudera kehidupan ini. Kini, 1 tahun sudah kita lalui, Mari jadikan semua itu sebagai cermin tuk hadapi hari esok yang lebih bermakna”.

Sepakat!! Saya sepakat dengan momen tahun baru ini kita perlu memeta asa, harapan dan kesuksesan satu tahun kedepan dengan bercermin pada apa yang telah dilalui selama ini. Karena hidup adalah berlajar. Belajar dari yang lalu, belajar dari pengalaman yang kemudian memberikan gambartan solusi semestinya, belajar mengira-kira yang akan terjadi, serta belajar menyiapkan diri untuk menghadapi apa yang akanterjadi tersebut.

Satu tahun memang bukan waktu yang singkat untuk dirunut berbagai nilai kehidupan yang telah dilalui. Nilai pengalaman, nilai perubahan, nilai perbaikan diri dan sebagainya. Namun kita perlu sedikit saja merenungi kehidupan yang telahi dilalui. 

Umur semakin bertambah, jatah hidup semakin berkurang. Akankah kita akan menjadi orang yang merugi dengan tidak adanya perubahan dan perbaikan dari hari ke hari dan tahun ke tahun? Saya yakin, jawaban kita sama, “tentu tidak!”. Hanya saja bagaimana kita memaksimalkan upaya kearah sempurna, itulah yang membedakan kita. Nilai keimanan dan amal shaleh juga penentu dari perubahan tersebut. Wal ashri. Innal insaana lafii khushri. Illalladziina aamanuu wa amilushshalihaat. Watawa shaubil haq, wa tawa shaubilsh shabr.

(telat...;) )
Nimiasata

1 comment:

  1. progress
    itu barangkalai kesimpulan yang dapat saya tangkap ketika membaca tulisan2 seseorang yang pernah dipuji oleh guru bahasa indonesia saya ketika mendeklamasikan puisi "cinta batu karang" .( karena perasaan dulu nggak gini2 amat :) ya ). atas promosi seorang teman akhirnya saya berkesempatan juga mengunjungi blog ini.

    artinya saya syalutttt

    ReplyDelete

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...