7.11.12

Pencinta dan Peminta



Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: Memberi. Ia akan terus menerus memberi, dan selamanya begitu.
Menerima? Mungkin, atau bisa juga jadi pasti! Tapi itu efek. Efek dari apa yang mereka berikan. Sama seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang serupa.

Sebab, adalah hakikat di alam kebajikan bahwa setiap satu kebajikan yang kita lakukan selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang lain untuk dilakukan juga. Hal ini pula yang membedakan para pencinta sejati dengan para pencinta palsu.

Jika kau memilih untuk mencintai seseorang dengan tulus, maka ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kau berikan padanya. Apa saja yang bisa membuat kehidupannya menjadi lebih baik, selalu lebih baik.

Maka, kau adalah air. Air yang membasuh segala yang kumuh. Air yang menjernihkan semua yang keruh. Air yang membasuh luka agar tak infeksi dan selalu terjaga.

Maka kau adalah mentari. Mentari yang selalu bersinar di setiap ada pagi. Mentari yang selalu memancarkan cahaya meski awan gelap menutupi hangatnya. Mentari yang tak pernah bosan melalui hari-hari dan berotasi pada sunnahnya.

Ada yang akan tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ada yang akan besar dan berbuah dari sinar cahayamu.

/life is like a riddle/just find out the solutions/it would be nice/easy or hard riddle that U feel/there is always something good behind it/so just take it easy/coz He always gives U THE BEST/ (my best friend says :))

Lalu, apakah kau akan memilih menjadi pencinta sejati?
Meski kadang nyata tak sesuai pinta? Walau harap kadang tak berjawab. Tentu, kita harusnya begitu. 

Konsekuensi dari sebuah pilihan puzzle kehidupan. Kau yang meletakkan kakimu pada langkah-langkah takdir itu bukan? Tentu kau berkewajiban menjalaninya dengan sepenuh hati.
Maka biarkan, biarkan saja jika realita yang kau dapati belum lagi seperti pintamu. Biarkan saja, harapmu padanya bergelayut pada setiap doa. Itu hanya belum di-ijabah-Nya. Bersabar dan ikhlaslah saja. 

Karena tugasmu hanya mencinta, dan mencinta tak selamanya menerima. 

Jika saja semua manusia di dunia ini berprinsip serupa, barangkali taka da galau dan patah hati. Karena semua kemudian ikhlas menjalani dan melakukan tugasnya sebagai pencinta, bukan peminta.  

Barangkali hidup ini akan selalu damai, jika pencinta itu memerankan lakon terbaik di kehidupannya, yang kemudian menghabiskan para peminta cinta. 

***
Selamat menempuh kehidupan baru kawan. Kami yakin, pencinta sejati tak akan disia-siakan oleh cinta-Nya. Teruslah memberi walau tak selalu kau menerima.  Di sanalah hakikatnya cinta.
Barakallah lakum.. :)

**

Tulisan ini didedikasikan untuk : Sahabat-sahabat terbaik yang pernah bersama dalam puzzle kehidupan saya.

Inspirasi : Tulisan (AM)

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...