22.6.16

Review Buku: Merantau Ke Deli




gambar : priceza.co
Inilah salah satu karya sastra Hamka yang akan kita bicarakan kali ini, Merantau ke Deli. 

***


Leman si pemuda Minang, pergi merantau ke tanah Deli. Dalam perjalanan berniaganya, Leman bertemu dengan Poniem. Poniem seorang perempuan jawa, yang sudah lebih banyak mengalami sisi pahit kehidupan. Leman, menyukai Poniem. Mereka lalu menikah. 

Konflik muncul. Alasan adat, posisi dan porsi Leman sebagai laki-laki Minang yang merantau menjadi pemicu keretakan rumah tangganya. Klimaksnya terjadi pada tahun ke sepuluh mereka bersama. Poniem, saat itu juga belum memberinya keturunan. Campur tangan “orang kampung” turut mempengaruhi kehidupan rumah tangga Leman. 

Leman dijodohkan dengan gadis asal kampungnya, Mariatun. Meski sulit mendapat izin Poniem, Leman akhirnya bisa menikahi Mariatun. Dengan satu permintaan, agar Leman tidak akan menceraikan Poniem. Lalu Leman bersumpah untuk itu.

Tentu saja kehidupan “dua kapal, satu nahkoda” tak berjalan sebaik yang diinginkan. Konflik pecah. Persaingan mendapatkan perhatian Leman, terjadi antara Poniem dan Mariatun. Selain perang kata, mulai ada keributan fisik. Istri muda vs istri tua. Poniem ditalak tiga, diceraikan Leman. Lemang tak sadar telah mengingkari sumpahnya. 

Poniem pergi. Suyono, pembantu di toko Leman, yang telah lama ikut dengannya berdagang, turut serta, “mengikut kemana Mbak Yu pergi “, katanya. Dalam kehidupan bersama, yang memiliki pengalaman masa lalu yang sulit, dan cita-cita kebahagiaan masa depan, Poniem dan Yono yang sudah menemukan rasa nyaman satu sama lain pun menikah. Kehidupan mereka membaik. Terniat bagi mereka untuk kembali ke kota yang sama dengan Leman. 

Kontra sekali dengan kehidupan Leman. Setelah ditinggal istri tua dan pembantu setianya, usaha Leman jatuh bangkrut. Kongsi pun pecah. Ia miskin. Bersamanya tetap ada tanggung jawab membesarkan anak perempuannya dengan Mariatun. 

Poniem dan Yono, setelah bertemu kembali dengan Leman tetap saja tulus dan kasihan kepada Leman. Sudahlah mengkaji masa lalu, katanya. Leman meminta maaf kepada Poniem. Leman, telah beroleh pelajaran dari apa yang dilakukannya di saat kaya, gagah, muda dan beristri dua. Ia yang telah melanggar sumpahnya. Leman pulang kampung bersama Mariatun dengan kemiskinannya.

**
Karya sastra penuh ibrah. Tentang kritik terhadap adat Minang. Benturan adat budaya asli dengan kehidupan rantau. Tentang ketulusan dan kesetiaan. Tentang orang kedua dalam rumah tangga. Kecurangan, iri hati dan dengki. Tentang perjalanan nasib/takdir.


No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...