22.6.16

Nagari Wisata Balimbiang

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sedikitnya 13 ribu pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Ada lima pulau besar, yang mempunyai keragaman suku bangsa serta kebudayaannya. Bahkan, untuk satu propinsi saja, ada perbedaan adat istiadat satu daerah dengan yang lainnya. Keragaman inilah yang menjadi keunggulan pariwisata negeri ini.

Demikian juga dengan wisata Sumatera barat. Saat ini yang menjadi ikon wisata Sumbar dikenal pada beberapa objek wisatanya, seperti Rumah Gadang Pagaruyung Batusangkar, Jam Gadang di Bukittinggi, Lembah Harau Payakumbuh, sejumlah danau, pulau-pulau dan wisata bahari di pesisirnya. Selain tempat-tempat kenamaan itu, sebetulnya Sumbar juga mempunyai konsep wisata seperti yang sedang digalakkan beberapa daerah wisata lainnya, seperti Bali, yaitu desa wisata.

Sumbar sendiri sudah punya desa wisata Rantih, dengan mengedepankan keindahan alam, air terjun dan pemandangan yang menarik di Kota Sawahlunto. Atau kawasan wisata kuliner di beberapa kelurahan di Kota Payakumbuh. Sayangnya, tak banyak yang muncul ketika kita lakukan pencarian google, dengan kata kunci desa wisata di Sumbar.

Wisata didefinisikan dengan bepergian bersama-sama baik untuk memperluas pengetahuan, atau bersenang-senang/bertamasya. Sedangkan desa wisata, merupakan  kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus yang layak untuk menjadi daerah tujuan wisata. Jika daerah-daerah di Sumbar dikelompokkan menjadi nagari-nagari, tentu tidak salah pula istilah tepatnya kemudian menjadi Nagari Wisata.

Adapun yang menjadikan desa wisata/nagari wisata itu berbeda dengan objek wisata, salah satunya adalah tentang pengelolaannya. Nagari wisata, dikelola oleh, untuk dan milik nagari. Secara bersama-sama desa itu dihidupkan budayanya, kulinernya, kendahan alamnya, dan hal-hal lain yang tak dimiliki daerah lain. Dilakukan oleh masyarakat setempat. Dinas pariwisata tentu juga terbantu dengan sistem terpadu tersebut.

Di antara ragam wisata yang dapat dikembangkan nagari, selain objek wisata alam dan sejarah yang telah ada, adalah dengan meningkatkan kreatifitas masyarakat setempat. Seperti wisata petualangan, wisata agro, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata kreatif. Dapat pula dikelompokkan kepada bentuk wisata sejarah, wisata edukatif, dan wisata kreatif. Selain itu, nagari juga bisa menciptakan sendiri /menemukan konsep wisata sesuai kebutuhan dengan pertimbangan potensi dimiliki.

Sekedar mengambil perbandingan, seperti dikutip dari Kompas.com, pemerintah provinsi Bali berupaya membangun 100 desa wisata sejak 2013 hingga 2018. Saat ini sudah terbentuk 56 desa wisata.
Bagi mereka, pembentukan desa wisata menjadi model terbaik di industri pariwisata. Budaya, adat, lingkungan, dan keterlibatan masyarakat lokal mampu terjaga dalam pengelolaan desa wisata ini.

Salah satu daerah yang telah dicanangkan menjadi kawasan wisata terpadu, adalah Nagari Balimbiang, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Hal ini dapat dilihat melalui, masterplan yang terdapat di Rumah Gadang Kampai Nan Panjang, Balimbiang.

Rumah Gadang Kampai Nan Panjang

Seorang warga, Hitler, menyebutkan masterplan itu telah sejak lama berada di sana. Turis-turis juga sudah sering datang dan berkunjung ke Balimbiang. Namun, belum sepertinya belum terberdayakan secara maksimal. Pertunjukan kebudayaan belum dikelola dengan apik, kulinernya juga belum begitu populer. Turi yang datang, hanya sebatas datang, mampir saja. Katanya, kita masyarakat sebetulnya bisa memberi lebih. Namun itu belum terlaksana.

Untuk menjadikannya sebagai kawasan nagari wisata terpadu, tentu tak cukup dengan menghadirkan cagar budaya Rumah Gadang 'hitam' itu saja. Beberapa kawan dari karambia.tour, melihat adanya potensi wisata petualangan/ adventure di sungai Batang Ombilin, yang melintas sampai ke Balimbiang.



Daerah ini juga memiliki masakan khas, yang tidak terdapat di daerah lain. Gulai Pucuak Palangeh, misalnya. Bahkan, Balimbiang diketahui sebagai daerah produsen Lamang Tapai yang dijual di pasar Batusangkar. Karena mengusung konsep tak perlu datang ke seluruh pelosok negeri, jika di satu tempat sudah menyediakan seluruhnya, Balimbiang bisa dimunculkan menjadi nagari wisata terpadu.


Pemandangan bukit dari sisi Sungai Ombilin

Wisata budaya juga ada, melalui pertunjukan-pertunjukan seni. Tak banyak daerah yang masih secara rutin melakukan pengkaderan, dan mengembangkan kegiatan seni untuk generasi muda daerahnya. Balimbiang adalah salah satunya yang masih melakukan acara pertunjukan Randai, Pidato Adat, Pencak Silat dan Tarian Minang yang digelar secara rutin.

Selain keuntungan finansial atas kunjungan wisatawan, daerah akan memperoleh keuntungan lainnya, seperti rumah, jalan, sarana MCK dan lingkungan yang menjadi bersih dan tertata. Kegiatan seni di daerah itu menjadi terpelihara. Ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat daerah tersebut. Dan yang pasti, meningkatnya kesadaran dan perhatian warga terhadap lingkungan sekitar, serta wawasan/sumber daya manusia setempat.

Seoang pemerhati pariwisata menjelaskan, pengelolaan kawasan wisata terpadu itu sesuai dengan 11 asas yang diamanatkan undang-undang ( UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan).  Asas itu adalah asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan. Uang yang masuk dari wisatawan kemudian dikelola masyarakat, diputar dalam lingkup itu lagi.
Sunset di Balimbiang
Kita tentunya juga ingin berbagai tradisi, budaya dan kesenian asli daerah sendiri diketahui dan dilestarikan oleh generasi muda. Ingin pula, keunggulan daerah itu dikenal banyak orang, didatangi wisatawan luar daerah, luar nagari, dan luar negeri. Wisata yang kreatif, bukan latah ikut-ikutan yang sedang tren. Wisata yang mengedukasi, memberi nilai-nilai kemanusiaan, bagi sebagian kita akan lebih berarti daripada sekedar bersenang-senang. Bukankah berwisata adalah bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan?  (*)

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...