14.3.12

Sekeping Cerita Bersama IMM





Selamat Milad ke 48 untuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah..
Semoga Jaya selalu!!

###
Saya ingin berbagi cerita tentang saya dan IMM, meski hanya sekeping. Bukan sok eksis, apalagi narsis. Hanya ingin berbagi saja. 

Saya memasuki  organisasi anak Muhammadiyah ini pada tahun 2008. Atas saran seorang senior MAPK dulu, saya tertarik untuk ikut Latihan dasar organisasi yang di IMM disebut dengan Darul Arqom Dasar. DAD ini sangat berkesan bagi saya. BUkan karena kemudian saya menjadi peserta terbaik, tapi karena momen DAD ini berdekatan denga hari pendidikan nasional. Jadilah, di akhir pelatihan, kami diikutsertakan beraksi layaknya aktifis kampus/mahasiswa lainnya. Berorasi, membagikan bunga tanda peduli hari pendidikan, membagikan stiker, dan aksi lainnya. Itulah pertama kali saya merasa sebagai aktifis mahasiswa. 

Di penghujung tahun 2009, saya dan tiga orang kawan lainnya, berangkat dari Padang menuju Medan, untuk mengikuti Pelatihan tingkat lanjut di IMM, yang disebut Darul Arqom Madya. (DAM). Sudah lama saya menanti waktu ini. Dua bulan sebelumnya, saya dilibatkan menjadi panitia pelaksana DAM yang diadakan DPD IMM Sumbar. Dari segi materi dan metode pelatihan, jelas berbeda dengan DAD. Ini mulai mengasah analisa, mengangkat isu-isu politik bangsa dan persyarikatan. Pesertanya pun bukan lagi dari tingkat local, tapi mulai regional. Artinya, boleh peserta DAM Sumbar berasal dari IMM seluruh Indonesia.

Peserta DAM Medan saat itu tak kalah hebat-hebatnya.  Di akhir kegiatan kami diajak membahas isu local, langsung audiensi dengan DPRD Medan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara, temu ramah dengan rector Universitas Sumatera Utara, dan lain-lain. Saya dan kawan-kawan pulang ke Padang membawa tekad besar dan energy positif untuk perbaikan IMM  ke depan. Sayang, entah tersandung apa, tekad itu tak sempurna terlaksana. Barangkali sandungan kecil skala prioritas saja. Karena hidup adalah ketetapan, sedang langkahnya adalah pilihan. 

Mestinya setelah mengikuti DAM, untuk karir di organisasi dilanjutkan dengan Darul Arqam Paripurna (DAP). Sayang, saya tak sempat mengikuti DAP.

Kepanitiaan

Pertama kali dilibatkan sebagai panitia dalam kegiatan IMM, saya dipercaya menjadi pembawa acara/ MC. Sebelumnya sempat ditawari menjadi pemimpin lagu Indonesia Raya, namun saya menolak. Entah karena kebiasaan dan ‘sesuatu’ yang ditanamkan ustad saya ketika di asrama dulu, untuk tidak menari di depan umum. Dan saya beranggapan, memimpin lagu tak ubahnya menari. Ah, entahlah. Sedang membawakan acara, tak ada mudaratnya, saya pikir. Maka seterusnya, saya lebih memilih ‘pekerjaan’ ini. 

Tahun 2008, Immawati Sumbar mengadakan acara Temu Ramah IMMawati se sumbar di mesjid Taqwa Muhammadiyah Padang. Saya dipercaya sebagai sekretaris. Saya menyukai pekerjaan kesekretariatan. Karena sebelumnya, saya diikutsertakan sebagai peserta Pelatihan Arsip dan Keprotokoleran yang diadakan DPD IMM Sumbar. Saya menyukai bagian dokumentasi dan administrasi ini. 

Meskipun tak lama, saya juga sempat bergabung dengan kawan-kawan Pimpinan Cabang IMM Kota Padang. Saat itu diketuai oleh Immawan Meki Novendra.  Ketika di cabang inilah saya melihat aliran warna politik yang membaur ke tubuh organisasi. Entah apa tepatnya, bagaimana seharusnya, saat itu saya hanya mengamati. Mungkin karena kecendrungan saya lebih pada dunia pendidikan, bukan perpolitikan, semua ‘pengkaderan personal’ itu seperti tak termakan kaji  oleh saya. 

Terakhir, di DPD IMM saya dilibatkan dalam kepengurusan, menjadi Kabid Media dan Pengembangan Teknologi dengan ketua Immawan Dicky Elnanda. Sebelumnya saya tak mengerti bidang baru IMM ini. Bagaimana target dan tujuannya. Yang tergambar dalam pikiran saya saat itu adalah, bidang ini harus membuat sebuah/lebih media informasi, online dan cetak, dengan tujuan kelancaran penyebaran dan komunikasi antar dan intra IMM. Juga menjadi pemberitahuan kegiatan dan eksistensi IMM kepada ‘dunia luar’. 

Belum rampung perencanaan dan pelaksanaan target saya di bidang ini, saya mesti bertugas di Padang Panjang. Dan atas kesepakatan, jika anggota / pengurus lulus PNS, dianggap tidak bisa eksis dan berperan dalam kepengurusan secara aktif. Tanpa pengunduran diri, saya diundurkan, secara formal.

***

Begitulah. Hanya dua tahun kebersamaan saya dan IMM, 2008 s/d 2010. Namun, tak dapat dipungkiri, kita memang belajar dari proses. Apa yang saya dapatkan hari ini, juga atas peran dan pengaruh organisasi persyarikatan ini. Saya hanya menjalani alur, menikmati menjadi pemain dan memaknai setiap peran.

Terima kasih untuk IMM Sumbar. Terima kasih kepada senior-senior hebat. Dan kita memang lebih baik hidup dalam dinamika dan gejolak positif, bukan? Karena ikan yang hidup di air deras pasti lebih lincah dan kuat dibanding ikan kolam yang airnya tenang. 

Selamat Milad ke 48 IMM..
Jaya IMM Jaya!!
Fastabiqul Khairat!
Keep Spirit dan Istiqamah!

 

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...