7.10.15

Review Buku : AYAH (Andrea Hirata)

Kulalui sungai yang berliku
Jalan panjang sejauh pandang
Debur ombak yang menerjang
Kukejar bayangan sayap elang
Di situlah kutemukan jejak-jejak untuk pulang
Ayahku, kini aku telah datang
Ayahku, lihatlah, aku sudah pulang
( Ayah – Hlm. 384)


Ada banyak novel bermunculan belakangan ini dengan tema Ayah. Hamka, juga pernah menulis tentang Ayah. Andrea Hirata, pertengahan tahun 2015 ini, meluncurkan buku "Ayah" nya, setelah melalui proses riset enam tahun lebih dulu. 

Dalam novel ini, Ayah lah yang sebenarnya berperan dalam pembentukan karakter anak. Ayah memberi inspirasi. Ayah adalah sosok serba bisa yang melakukan apa saja demi anaknya. Ayah yang tidak mempedulikan kesusahan dirinya, demi kebahagiaan anaknya.

Ada banyak Ayah dalam cerita ini. Ayah Sabari, yang seorang guru Bahasa Indonesia. Selalu mengajarkan anaknya berpuisi. Sabari sendiri, yang kemudian juga menjadi Ayah, juga mengajarkan puisi-puisi kehidupan kepada anaknya, Zorro. Ayahnya Lena, Markoni yang mendapat karma, perlakuan tidak mengindahkan keinginan ayahnya untuk bersekolah, kemudian juga mendapat perlakuan yang sama dari anaknya, Lena.
Begitulah seorang Ayah, ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Sebaliknya, di sini tidak terlalu ditegaskan peran seorang Ibu. Hanya ibu seorang Zorro yang diberikan kesan -tak baik- lewat kisah ini. Hebat, jika benar ada perempuan semacam Lena ini. Keras kepala, keras pula perjuangan hidupnya. Enggan dengan Sabari, akhirnya bertakdir menikah dengan lelaki sabar itu. Melalang buana kian kemari. Menikah lagi dengan Jon, pria bule yang berprofesi sebagai musisi di Medan. Menikah juga dengan Amirza. Menurut saya, Marlena bukan seperti idealnya seorang Ibu, yang...yaa, diceritakan novel-novel bertema #ibu yang ramah, lembut, baik dan penyabar.

Bakti seorang anak kepada Ayahnya, diperlihatkan pula melalui kisah Amiru --yang ternyata juga Zorro--, kepada Ayah kesekiannya, Amirza. Nah, disini saya tiba-tiba menyadari, bahwa yang dimaksud Amiru di awal cerita, adalah Zorro anaknya Sabari di pertengahan. Huhu. #terjebak. Kisah Amiru, demi mengembalikan radio kepunyaan ayahnya, Amirza yang tergadai, rela berlatih untuk ikut kejuaraan sepeda di kotanya. *Apakah sejenis TdS/ Tour de Singkarak?? Hingga Amiru tak dapat ikut karena tidak lengkapnya peralatan balapnya. hehe

Novel ini berkisah tentang cinta Ayah. Kesabaran Sabari (pas banget dengan nama tokohnya), demi mendapatkan Lena, meski tidak mendapatkan hatinya.Perjuangan Sabari menjadi Ayah, yang kemudian cintanya kepada buah hati, melebihi cintanya kepada -yang disebutnya cinta sejati-, ibu dari anaknya.

Ceritanya juga diwarnai dengan kisah lucu perkawanan anak Melayu, Sabari, Tamat dan Ukun yang berlanjut hingga mereka dewasa. Perkawanan yang tidak dimakan usia. Tamat dan Ukun, dengan modal surat-surat Marlena dengan sahabat penanya, mereka bertualang demi menemukan Marlena dan Zorro, menjelajah Sumatera. Apa pentingnya? Ya itu, agar sahabat mereka Sabari bisa ceria kembali.

Masih dengan latar dominan daerah Belitung, kini penulis best seller Laskar Pelangi ini, mulai mengenalkan daerah-daerah pelawatan si tokoh cerita hingga ke Pariaman, Bukittinggi, Bengkulu dan Medan. Sampai pula latar bercerita di Australia. Perkara surat berbahasa inggris, tentang pencarian Sabari terhadap anak dan istrinya, yang dibawa penyu dan mendarat di Darwin. Seakan tidak percaya, Brother Nil dan Larissa anak perempuannya juga turut mencari Zorro.

Penasaran dengan kisah perjuangan cinta Sabari, dengan persahabatan konyol Sabari, Tamat dan Ukun, dengan kisah-kisah Ayah yang mengharu biru? Sebaiknya miliki buku ini. Recomended!

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...