7.10.15

Review Buku: Bulan Nararya

Lebih Dekat dengan "Schizophrenia"
 
Bulan Nararya
Secara medis, schizophrenia merupakan kumpulan kelainan otak yang membuat penderitanya menafsirkan kenyataan secara berbeda. Orang yang menderita schizophrenia ini, seringkali berhalusinasi. Dengan halusinasi dan penyimpangan cara berpikir dan bertindak, penderitanya sulit membaur dengan masyarakat umum. Banyak pula yang menganggap penderita schizophrenia memiliki kepribadian ganda. 

Secara bahasa, kata ‘schizophrenia’ sendiri memang berarti ‘pemikiran yang terpisah’, tapi lebih condong kepada gangguan keseimbangan emosi dan cara berpikir. Schizophrenia adalah kondisi kronis yang memerlukan perawatan seumur hidup. 

Sebagai seorang psikolog, Sinta Yudisia, novelis perempuan FLP, menceritakan tentang penderita schizophrenia dalam novelnya Bulan Nararya (Indiva, 2015). Dengan latar belakang keilmuan yang dimiliki, penulis mengantar pembaca lebih dekat mengenal penderita salah satu jenis "penyakit gila" yang ada di masyarakat kita. 

Dalam kehidupan sosial, penderita schizophrenia pada dasarnya sangat membutuhkan kehadiran dan peran orang-orang terdekatnya untuk proses penyembuhan. Meskipun, perawatan yang disebut medis -sepanjang waktu- itu, membuat tipis peluang sembuh dan normal secara total bagi penderitanya. Rara- si tokoh utama dalam novel, mencoba menjelaskan secara ilmiah teori dan temuan barunya -metode transpersonal- demi upaya penyembuhan tersebut. 

Selain Rara, tokoh lain yang memberi kesan ilmiah, dan menambah pengetahuan pembaca soal penyakit ini adalah Bu Sausan. Dosen sekaligus senior Rara dalam dunia terapis. Bahwa ketulusan membagi ilmu, terus mengembangkan diri, merawat klien terapis menjadi ciri tradisi intelektual. 

Selaku terapis, Rara dan Bu Sausan juga pernah mengalami konflik dengan pikirannya sendiri. Masalah-masalah pribadi yang tidak luput dari kehidupan seorang terapis, menuntut Rara mampu menyelesaikan masalahnya sebagaimana ia lakukan kepada orang-orang yang diterapinya. 

Cerita yang tidak dapat diprediksi. Alurnya benar di luar dugaan. Pergolakan kisah tentang cinta antar sepasang suami istri, yang diwarnai dengan kepercayaan - sekaligus kekecewaan. Rara dan Angga. Cinta dua orang sahabat yang saling salut, juga ada cemburu. Rara dan Moza. Mencipta keluarga dari kasih sayang dan rasa sesama penderita. Yudhis- Sania dan Pak Bulan. Tentang pengorbanan dan pengkhianatan. Tentang cara mencintai yang tak serupa-semakna. Tentang melepaskan, perih dan cinta yang sesungguhnya. 

Novel ini jauh sekali dari kesan "cerita anak-anak" yang saya tangkap pertama kali dari melihat sampulnya.
Pertama melihat sampulnya, saya mengira novel itu seperti novel petualanga remaja/anak-anak. 

Novel ini, tidak terkesan #FLP banget. Sedikit ilmiah, untuk mengenal schizoprhenia, tapi tidak membosankan. Buku ini, recemended lah. :)



No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...