7.10.15

Melawat ke "Jendela Dunia" Negeri Jiran


Melawat ke "Jendela Dunia" Negeri Jiran

Pagi itu, Kuala Lumpur masih sepi. Belum banyak kendaraan berlalu lalang di Bukit Bintang. Barangkali, gemerlap malam tadi masih menyisakan lelah pelancong negeri jiran itu. Kehidupan yang begitu ramai menjelang tengah malam. Berbagai makanan justru tesedia waktu-waktu itu. Pengunjung dari berbagai negara, berbagai ras dan warna kulit menyatu di sana.

Saya menyusuri pinggiran toko dan hotel yang masih tertutup. Cukup sepi. Hanya ada petugas toko yang mulai membersishkan kaca, atau petugas kebersihan yang membersihkan sekitar toko. Saya justru menikmati pagi dengan kendaraan yang tak begitu ramai ini. Lebih leluasa memandang, menikmati. Tujuan saya hari ini tak begitu jauh dari penginapan. Saya juga telah menyiapkan catatan-catatan kecil hasil searching, bekal perjalanan. Rute, titik-titik stesyen, dan jenis-jenis transportasi untuk pulang, sudah dalam catatan. Kamera, pasport, ringgit dan makanan kecil juga sudah aman dalam tas.

Saya berjalan santai, meninggalkan area ramai turis itu menuju Titiwangsa. Kira-kira jaraknya 7 km. Dalam perjalanan lancar, bisa ditempuh hanya dalam waktu lebih kurang 15 menit. Karena tidak terburu-buru, saya menikmati setiap perhentian, persimpangan. Lalu sedikit mengingat, kenapa seperti Pasar Raya Padang di pagi hari ya? *ups.

Dan ya, target saya adalah melawat dan melihat, bagaimana rupa perpustakaan negara di negeri itu. National Library of Malaysia itu ada di 232, Jalan Tun Razak, Titiwangsa, 53200 Kuala Lumpur. Dari KL sentral kita bisa menggunakan monorail menuju "TKP". Bisa juga dengan taksi yang langsung turun tepat di depan gedungnya. Namun saya lebih memilih kendarahaan umum yang di Indonesia, masih dalam rencana pembuatannya. Mungkin karena masih minim transportasi jenis ini, jadi lebih menarik saja.

Perpustakaan itu bertetangga dengan Museum Sejarah. Bangunan dengan atap khas itu terdiri dari tujuh lantai. Lantai dasar, terdapat perpustakaan khusus anak-anak. Dari pintu masuk di lantai satu, kita dihadapkan pada ruang terbuka dengan pemandangan area pendaftaran dan sofa/tempat duduk yang bersisian.
Pemandangan dari lantai satu

Buku-buku yang dipamerkan
Si Miniatur Kapal yang Tak Mini



Ada pula bagian ruangan yang digunakan untuk pameran. Ada miniatur *cukup besar* kapal di tengah-tengahnya. Di dalam kapal terdapat foto-foto dan patung -orang-orangan kapal-. Hati-hati menyusuri ruangan gelap di sana. Kalau kata saya, ya jangan sendiri jalan ke dalam kapal itu. Jangan pula kaget dengan kemiripan dan kengerian asli "penghuninya". Cukup horor. Hiiii...

Di dalam kapal
 Lebih ke sisi kiri ruangan di lantai itu, ada pojok samsung smart library. Di sini kita dibebaskan mengakses e-book yang telah disediakan di dalam tablet, dan tersusun rapi di setiap meja. Pengunjung juga difasilitasi headset untuk mendengar music atau audio dari e-book itu.
Registrasi
Smart Library

Tampilan Layar Tablet

Di lantai satu itu, saya disapa petugas perpustakaan. Ditanya dan ditawari untuk ditemani. Saya perkenalkan diri sedikit, dan jelaskan tujuan bertandang ke sana. Mereka menyambut ramah. Kata mereka, bagian peminjamannya ada di lantai tiga dan empat. Jika berkenan, mereka mau antar ke lantai khusus membaca.

PNM
Secara fisik, tampilan perpus ini lebih terkesan klasik. Meskipun di dalam, tetap ada nuansa modern dan ramah teknologinya. Mungkin beberapa perpustakaan di Indonesia dapat bersaing dengan yang satu ini. Sedangkan dari segi kelengkapan isi, ketersediaan beragam buku dan fasilitas, saya tak bisa pastikan. Pasalnya, kita orang belum baca dan telusuri lebih.. hehe

Cukup berpusing-pusing di perpustakaan itu. Tak bisa berlama-lama. Agaknya, seronok lah bila dapat membaca dan berkunjung ke sana seringkali. Kapan lagi ya? Hahaha.


No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...