25.10.16

Si Aku Siswaku (3)

Ini adalah bagian terakhir cerita 'Si Aku Siswaku', sepertinya. Di sini saya tak lagi dengan rasa yang bercampur aduk, mimpi dan harapan untuk membina, upaya-upaya mengajaknya sekolah lagi.

Sehari sebelum Selasa, minggu ini, si Aku tiba-tiba datang ke sekolah. Ia menemui kami, dan menyampaikan kebutuhannya, Rapor. Buku Laporan semester dan mid semester itu ia butuhkan untuk mendaftar di sekolahnya yang baru.

Saya lalu menyiapkan apa yang dimintanya. Meski ia terlihat gugup, sedikit khawatir, dan menjaga kata-kata yang terucap, tapi ada sesuatu yang sedang ia tahan-tahan. Semoga tak terucap, mungkin begitu.

Dari siswa lain, tetangganya, dan seorang guru yang masih di lingkungan rumahnya, saya dengar kabar, bahwa ia telah bersekolah di tempat yang baru. Itu adalah pilihannya. Sedikit kecewa tentu saja. Saya seperti tengah dikhianati. Masih ingat rasanya, bagaimana si nenek bercerita. Masih terbayang pula bagaimana "mendewasakannya' lewat pertemuan-pertemuan. Juga upaya menemuinya ke rumah, yang tak berujung pertemuan. Ya sudah. Sampai di sini rupanya.

Si Aku telah memilih, dengan begitu ia tetap memikirkan masa depannya. Syukurlah. Meski bukan di sini. Dan, bukankah tak hanya di sini ia akan sukses. Barangkali proses ini menjadikannya momen untuk berubah lebih baik. Meskipun, harus berkorban uang lebih.

Satu lagi kabar yang membahagiakan. Ayahnya yang tak kunjung bersua, setelah 17 tahun itu, kini bersedia membiayainya sekolah. Entah di kota lain, entah masih di sini. Informasinya masih belum pasti. Kabar ini langsung saya dengan darinya. Bukan dari tetangga. Tentu ini lebih valid ya.

Mari fokus pada yang dua puluh dua lainnya, bukan pada satu yang telah meninggalkan.
Selamat pada pilihannya, siswaku. Sampai jumpa pada sesi berikutnya kehidupan ini. Semoga telah lebih baik.

No comments:

Post a Comment

Selendang Koto Gadang

Menyulam Pernah dengar Sulaman Koto Gadang?  Sulaman Koto Gadang, adalah sulaman spesifik Minangkabau yang berasal dari daerah K...